Mengutip data riset thepeoplesmap.net, Mahfud menyebutkan seharusnya ada 24 ribu pekerja lokal dari total 39 ribu tenaga kerja yang diserap. Namun kenyataannya, sebagian besar posisi manajerial diisi ekspatriat China, sementara pekerja lokal hanya menempati posisi buruh. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai transfer teknologi dan pemberdayaan SDM lokal dalam proyek strategis nasional.
Klaim Pemerintah China vs Realita di Lapangan
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan proyek Whoosh telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. "Kereta cepat ini telah melayani lebih dari 11,7 juta penumpang dan terus membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal," kata Guo Jiakun.
Guo juga menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan China akan terus diperkuat demi pengoperasian Whoosh yang lebih efisien dan stabil. "China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memastikan pengoperasian berkualitas tinggi dan mendorong pembangunan ekonomi di sepanjang jalur kereta cepat," ujarnya.
Restrukturisasi Utang dan Masa Depan Whoosh
Terkait utang jumbo proyek Whoosh, pihak Danantara mengonfirmasi akan melakukan restrukturisasi pembayaran dengan tenor hingga 40 tahun. Rencana negosiasi lanjutan dengan China juga akan segera dilakukan untuk mencari solusi terbaik atas beban utang yang membelit proyek kereta cepat ini.
Sumber: Poros Jakarta
Artikel Terkait
Bangkai Orangutan Tapanuli Ditemukan Tertimbun Kayu di Tengah Operasi SAR: Kronologi & Fakta Lengkap
Forum Kiai NU Jawa Desak MLB, Usul Rhoma Irama Pimpin PBNU - Konflik Internal Terbaru
Dandhy Laksono: Bencana Sumatra Bukan Alam, Tapi Bencana Buatan Manusia - Analisis Lengkap
Ade Tya Bocorkan Isi Chat Rahasia dengan Ari Lasso, Picu Ancaman Keras dari Dearly Djoshua