Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bestari Barus, menilai pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua RI Soeharto adalah langkah tepat dan berani. Ia menekankan pentingnya menilai sosok Soeharto secara utuh, dengan mempertimbangkan kontribusi besarnya bagi pembangunan nasional, bukan hanya sisi kontroversialnya.
Menurut Bestari, Soeharto adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia. Ia menyoroti pencapaian era Soeharto seperti stabilitas ekonomi, swasembada pangan, dan pembangunan infrastruktur besar-besaran sebagai fakta sejarah yang tidak terbantahkan.
Bestari yakin pemerintah telah melalui proses dan mekanisme komprehensif dalam menilai kelayakan gelar pahlawan. Penilaian subjektif individu, menurutnya, tidak seharusnya mempengaruhi keputusan ini.
Ia juga mengapresiasi peran Soeharto dalam menumpas Gerakan 30 September (G30S), yang dinilainya menyelamatkan negara dari ancaman perpecahan. Bestari menegaskan bahwa langkah tegas Soeharto kala itu sangat menentukan arah sejarah Indonesia.
Politikus PSI ini mendorong bangsa Indonesia untuk menilai masa lalu secara proporsional, tanpa dendam politik. Ia berharap tidak ada lagi pemikiran-pemikiran yang mengancam dasar negara, dan bangsa Indonesia dapat terus melangkah maju dengan menghormati sejarahnya.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kisah Randika Alzatria Syaputra: Tewas Kelaparan & Fakta Surat BROKEN HOME yang Viral
Purbaya Tegaskan Kredibilitas Data Kemenkeu dan Minta Pemda Fokus Penyerapan Anggaran
Bupati Pati Sudewo Gagal Dimakzulkan DPRD: Hasil Voting & Rekomendasi Kinerja
Utang Whoosh Rp116 Triliun vs 12 Juta Penumpang: Luhut Binsar Pandjaitan Buka Suara