“Kita libatkan para nelayan. Yang dulu hanya sekadar menangkap ikan di laut kemudian hasilnya dijual. Kini, kita kembangkan dengan sentra-sentra kuliner seafood yang dikelola oleh keluarga nelayan. Dari sini, ada peningkatan hasil ekonomi yang berlipat,” ujar Ipuk.
Tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi, imbuh Ipuk, hal tersebut juga mengubah perilaku masyarakat nelayan. Mereka yang awalnya abai akan kebersihan pantai, kini tergerak untuk menjaganya. Karena kebersihan pantai akan menunjang kunjungan pembeli ke lapak-lapaknya.
“Hal yang sama juga terjadi di Bangsring. Dulunya mereka menangkap ikan dengan bom yang merusak. Kini, dikembangkan ekowisata dimana mereka diajak untuk menanam kembali terumbu karang. Dari sini, mereka dapat pendapatan dari para wisatawan yang berkunjung,” terang Ipuk.
Sinergitas dengan masyarakat nelayan tersebut, nyaris dilakukan di sepanjang pantai Banyuwangi. Berbagai kelompok sadar wisata dibentuk untuk menjadi wadah bagi masyarakat nelayan.
“Tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan, tapi juga turut serta menjaga laut kita,” pungkasnya. ***
Artikel asli: kabarrakyat.id
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA