"Pajak dibayar untuk gaji buruh, gaji dosen, tunjangan sekolah, memperbaiki infrastruktur, semua dari pajak. Menurut saya, pajak bagian dari ketaatan kita dalam bernegara," jelasnya.
Perlawanan Digital Menggema Kuat
Seruan "Stop Bayar Pajak" bukanlah isapan jempol semata.
Dalam beberapa hari terakhir, gerakan ini menjadi viral dan mendapatkan dukungan signifikan dari warganet.
Unggahan dari akun-akun berpengaruh seperti @storyrakyat_ dan @bem_si pada Kamis (28/8/2025) menjadi salah satu pemicu utamanya.
Dalam keterangan unggahannya, para penggagas gerakan ini menuliskan pesan perlawanan yang lugas dan tajam.
"Mulai sekarang lawan melawan dengan #stopbayarpajak dan sebarluaskan #stopbayar pajak. Rakyat sengsara, aparat dan pejabat sejahtera," demikian bunyi seruan tersebut, yang secara efektif merangkum sentimen publik saat ini.
Gerakan ini menjadi simbol krisis kepercayaan antara rakyat dan para wakilnya, di mana kebijakan yang dibuat dianggap tidak lagi berpihak pada kepentingan umum.
👇👇
Misbakhun bin Munafikhun
ikut Sidney Marathon 2025 (31Agustus) pakai DUIT RAKYAT,
dgn modus kunker komisi XI ke Australia. pic.twitter.com/QLmRliYiP3
Ketua Komisi XI DPR, M Misbakhun sesumbar tidak menjadi peserta Sydney Marathon 2025 di Australia
Namun kreator Indonesia yang tinggal di Australia @dagucoklat membuktikan bahwa Aleg Partai Golkar itu terdaftar atau teregistrasi sebagai peserta pic.twitter.com/G4PDT3KsVv
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Prabowo vs Jokowi: Benarkah Suasana Politik Lebih Kondusif di Era Prabowo?
Desak Prabowo Reformasi Polri, Jenderal Gatot: Kebijakan Presiden Sudah Disalip!
Luhut Ditegur Warganet Usai Beri Saran untuk Presiden Terpilih Prabowo
10 Menteri dengan Kinerja Terburuk Versi CELIOS: Bahlil hingga Pigai Jadi Sorotan