Gerakan Menyerang NU Dinilai Sistemik dan Terkoordinir, Ini Motif di Baliknya
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi, menyatakan bahwa upaya memecah belah Nahdlatul Ulama (NU) yang terjadi belakangan ini bukanlah insiden spontan. Menurutnya, serangan terhadap organisasi Islam terbesar di Indonesia ini merupakan gerakan sistemik yang terkoordinir dengan pola yang terstruktur.
Islah mengungkapkan bahwa serangan terhadap NU muncul dalam berbagai bentuk, baik dari kalangan internal maupun eksternal organisasi, dengan motif yang berbeda-beda. "Sudah sering saya katakan, gerakan menyerang NU ini sistemik dan terkoordinir," tegas Islah Bahrawi melalui akun X miliknya pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Motif Politik Internal Menjelang Muktamar NU 2027
Menurut analisis Islah, apabila agitasi terhadap NU berasal dari kalangan internal, besar kemungkinan hal ini berkaitan dengan ambisi politik menjelang Muktamar NU 2027. Perebutan pengaruh dan posisi strategis dalam struktur organisasi diduga menjadi pendorong utama serangan dari dalam.
Serangan Eksternal dengan Narasi Palsu
Sementara serangan dari pihak luar justru menunjukkan pola yang lebih agresif. Islah menyoroti bahwa serangan eksternal seringkali dibungkus dengan narasi kepedulian palsu terhadap NU. "Kalau dari eksternal biasanya dari mereka yang mengaku peduli NU tapi rajin menyerang NU, padahal bukan Nahdliyin," jelasnya.
Artikel Terkait
Darurat Sampah Indonesia: Penanganan Baru 24%, Menteri Tetapkan Status Darurat
Ijazah S1 Jokowi Diklaim Palsu oleh Sosiolog Hukum UNJ: Fakta & Analisis Hukum
UGM Tolak Uji KHS Jokowi oleh Pihak Eksternal, Dituding Proteksi Presiden di Sidang KIP
Kebocoran Percakapan Prabowo-Sjafrie: Motif Pengkhianatan dan Ancaman Intelijen bagi Indonesia