Diana Dewi Ingin Tiga Paslon Capres-Cawapres Konsen Pemberantasan Pungli yang Membebani Dunia Usaha di Daerah

- Rabu, 10 Januari 2024 | 12:00 WIB
Diana Dewi Ingin Tiga Paslon Capres-Cawapres Konsen Pemberantasan Pungli yang Membebani Dunia Usaha di Daerah

Baca Juga: Bantu MCK untuk Warga, KADIN DKI Jakarta Gelar Turnamen Golf Charity 2023


Hal tersebut menunjukkan bahwa AMIN menjadikan Kadin bagian penting dalam upaya mewujudkan kemakmuran dan kesetaraan.

Sejumlah target ekonomi AMIN terdiri atas pertumbuhan ekonomi 5,5-6,5 persen, inflasi 2-3 persen, kontribusi industri manufaktur 22-23 persen, tax ratio 14 persen, debt to GDP ratio maksimal 30 persen, logistic cost to GDP ratio 16-18 persen, Indeks Persepsi Korupsi 44-46, dan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 5 persen.

 

Ketua Kadin DKI Jakarta Hj Diana Dewi (kedua dari kanan) menyampaikan harapannya agar tiga Capres komit memberantas pungli yang membebani pelaku usaha di daerah- daerah.


"Kalau kita melihat apa yang menjadi target tersebut, maka capital market pasar modal harus ada di lini terdepan. AMIN memaknai capital market ini bukan saja merupakan sumber dana jangka panjang, bukan saja mekanisme paling efisien untuk mengoptimalkan pemanfaatan modal. Kalau ada Rp1.000 triliun diserahkan ke pemerintah atau Rp1.000 triliun digelontorkan di pasar modal, pasti impact pertumbuhannya akan lebih cepat yang di pasar modal," ucap Wijayanto.

Lebih lanjut, Kadin dinilai merupakan edukasi terbaik bagi korporasi untuk mendorong transparansi dan <span;>good corporate governance <span;>(GCG) dan mekanisme paling efektif untuk melakukan pemerataan kesejahteraan (wealth distribution).

Menurut AMIN, pasar modal Indonesia masih belum inklusif karena penikmat dari keuntungan hanya diterima seolah-olah oleh kelompok tertentu saja.

"Di banyak negara, bahkan welfare state, para pensiun tetap bisa hidup nyaman karena mereka punya aset di pasar modal. Ini yang akan kita dorong," ucap dia.

AMIN menilai upaya memperbaiki pasar modal sama dengan mentransformasi keseluruhan ekonomi (the whole economy).

"Ini seperti gunung es. Pasar modal ujungnya, tapi kalau kita ingin ujungnya ini makin melonjak ke atas, yang harus kita kerjakan adalah yang ada di bawah itu harus kita perkuat. PR (pekerjaan rumah) besarnya kepastian hukum, konsistensi regulasi, pemberantasan korupsi, daya beli rakyat, kualitas birokrasi, industrialisasi, stabilitas politik, stabilitas makro, dan lain sebagainya," ujar Wijayanto. ***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id

Halaman:

Komentar