Elon Musk, dalam sebuah wawancara pada 2021, sempat mengungkapkan keprihatinan akan ketersediaan nikel dalam jangka panjang.
Keprihatinan tersebut mendorong Tesla untuk mulai mempertimbangkan LFP, lithium ferrophosphate, sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan.
LFP bukanlah pendatang baru dalam industri baterai.
Selain harganya yang lebih terjangkau, baterai ini juga bebas kobalt, menjadikannya pilihan menarik terutama untuk model-model Tesla yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Skandal Suap di MA, Bisnis Mobil Mewah dan Keterlibatan Pegawai Showroom Jadi Sorotan
Pergeseran ini bukan sekadar wacana, namun sudah dimulai.
Gigafactory Shanghai telah sukses memproduksi Model 3 Standard Range Plus dengan menggunakan baterai LFP sejak Oktober 2020. Bahkan, model ini menjadi dasar bagi produksi di Eropa dan beberapa negara lainnya.
Mengapa Tesla Mempertimbangkan LFP?
Menurut laman Electrek, kekhawatiran Elon Musk terkait ketersediaan nikel jangka panjang menjadi pemicu utama untuk mempertimbangkan LFP.
Keuntungan utama LFP adalah harganya yang lebih rendah dan ketiadaan kobalt.
Ini memberikan keunggulan bagi Tesla dalam menciptakan model-model yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kinerja atau daya jangkau baterai.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: depok.hallo.id
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat