Lebih lanjut, akuisisi tersebut juga memantapkan posisi TBSS sebagai pelopor dalam industri pengolahan limbah terintegrasi di skala regional, khususnya di wilayah Asia Tenggara.
“Dengan memperluas bisnis kami dalam pengelolaan limbah medis, limbah B3, limbah domestik, dan limbah elektronik melalui SBT, kami bertujuan memberikan kontribusi substansial terhadap efisiensi operasional, stabilitas keuangan, dan keberlanjutan jangka panjang Perseroan," kata Nafi.
Menyusul perluasan ini, lanjut Nafi, SBT akan menargetkan pengelolaan limbah yang efektif dan terintegrasi. Perpindahan fokus menuju bisnis hijau ini mencerminkan bukan hanya sebuah keharusan, tetapi sebuah kesempatan strategis.
Melalui integrasi SBT dan ARAH, langkah itu merupakan investasi strategis untuk masa depan yang berkelanjutan, di mana kami tidak hanya memperkuat pertumbuhan TBS, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan di masyarakat dan lingkungan.
Dibentuk pada 2008, ARAH pertama kali didirikan sebagai perusahaan pengangkut limbah medis yang beroperasi di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek.
Seiring berjalannya waktu, ARAH berhasil melakukan diversifikasi jasa yang ditawarkannya. Saat ini, ARAH menyediakan layanan untuk pengelolaan berbagai jenis limbah, yakni limbah medis, limbah komersial dan limbah elektronik.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Akhir Oktober 2025: Analisis Lengkap Kinerja dan Prospek
KB Bank Raup Laba Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Bangkit dari Kerugian
Laba Bersih MAPA Tembus Rp1,1 Triliun di Kuartal II 2025, Ini Strateginya
Laba Bersih MAPI Tembus Rp1,7 Triliun di Kuartal III 2025, Tumbuh 31%