Nanda juga memperlihatkan bagaimana jika foto Jokowi yang menikah yang juga menggunakan kacamata dibandingkan dengan foto ijazah.
Algoritma menganggap keduanya adalah orang yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa atribut seperti kacamata, topi, atau aksesoris lainnya dapat memengaruhi hasil analisis algoritma forensik.
Nanda menegaskan untuk memperoleh hasil yang akurat, perbandingan foto harus dilakukan dengan gambar yang serupa, tanpa atribut yang dapat memengaruhi algoritma.
Melalui seminar ini, Nanda berharap dosen-dosen UBSI kampus Pontianak dapat menerapkan pengetahuan digital forensik dalam pengajaran dan riset mereka.
Kepala Kampus UBSI kampus Pontianak Eri Bayu Pratama mengatakan seminar ini membuka wawasan para peserta tentang bagaimana digital forensik dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk penyelidikan kriminal dan sengketa hukum.
“Dengan pengalaman Nanda yang luas di pengadilan dan berbagai lembaga seperti Polri, seminar ini memberikan pemahaman mendalam tentang betapa krusialnya keterampilan digital forensik dalam menjaga integritas bukti elektronik di dunia hukum dan investigasi,” kata Eri.
Sumber: Republika
Artikel Terkait
Gugatan Perdata Gibran Resmi Dilimpahkan ke Meja Hijau, Ini Poin Sengketa
Praperadilan Nadiem Makarim vs Kominfo: Putusan Hakim Dibacakan Hari Ini!
Kejagung Bikin Heboh: Daripada Buron, Malah Memohon ke Pengacara Silvester, Ada Apa?
Hotman Paris Dibantah! JPU Tegaskan Ada Kerugian Negara dalam Kasus Korupsi Laptop Chromebook