4 Kasus Kelam Polisi Bunuh Polisi! Terbaru Liburan Brigadir Nurhadi Berujung Maut

- Jumat, 11 Juli 2025 | 09:35 WIB
4 Kasus Kelam Polisi Bunuh Polisi! Terbaru Liburan Brigadir Nurhadi Berujung Maut




PARADAPOS.COM - Gelombang kekerasan di internal Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali menjadi sorotan tajam setelah kasus tewasnya Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan.


Peristiwa ini bukanlah insiden tunggal, melainkan mata rantai dari serangkaian tragedi serupa yang mengindikasikan adanya masalah serius di dalam institusi.


Berikut adalah deretan kasus kelam "polisi bunuh polisi" yang mengguncang kepercayaan publik dalam beberapa tahun terakhir:


1. Brigadir Nurhadi


Kasus terbaru yang kembali membuka luka lama adalah tewasnya Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan, Lombok, yang diduga kuat dibunuh oleh atasannya sendiri. 


Polda NTB telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini.


Terjadinya peristiwa ini di destinasi wisata kelas dunia menambah citra buruk dan menunjukkan bahwa masalah internal ini bisa meletup di mana saja dan kapan saja. 


Kasus ini menjadi pengingat paling aktual bahwa ada sesuatu yang salah dalam relasi kuasa dan pembinaan personel di tubuh Polri.


2. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat


Inilah kasus yang meruntuhkan kepercayaan publik terhadap Polri ke titik terendah. 


Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada Juli 2022 diotaki oleh atasannya langsung, seorang jenderal bintang dua yang saat itu menjabat sebagai Kadiv Propam, Ferdy Sambo.


Kasus ini bukan lagi sekadar kekerasan antarindividu, melainkan konspirasi kejahatan terorganisir dari dalam institusi untuk menutupi pembunuhan dengan skenario palsu tembak-menembak.


Kasus ini melibatkan puluhan perwira yang terseret dalam upaya obstruction of justice


Kasus Sambo secara telanjang mempertontonkan bagaimana penyalahgunaan wewenang absolut, kultur hierarki yang toksik, dan rapuhnya integritas dapat berujung pada kejahatan paling keji di level tertinggi kepolisian.


3. Briptu RDW


Tidak selalu melibatkan senjata api, tekanan di internal kepolisian juga meledak dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) fatal.


Di Mojokerto, Briptu Rian Dwi Wicaksono (RDW) tewas secara mengenaskan setelah dibakar oleh istrinya, Briptu Fadhilatun Nikmah, yang juga seorang polwan.


Pemicunya, menurut penyelidikan, adalah kekesalan sang istri karena Briptu RDW menghabiskan gajinya untuk judi online. 


Kasus ini secara brutal menyingkap sisi lain dari kehidupan anggota polisi, yaitu tekanan ekonomi, gaya hidup, dan jerat judi online yang ternyata juga menggerogoti aparat penegak hukum.


4. Briptu Ignatius


Pada Juli 2023, Briptu Ignatius Dwi Frisco Sirage tewas tertembak oleh dua seniornya di Rusun Polri Cikeas, Bogor


Meskipun Polri awalnya menyebut insiden ini sebagai akibat dari "kelalaian saat mengeluarkan senjata api dari dalam tas", banyak pihak termasuk keluarga yang menuntut penyelidikan pembunuhan.


Peristiwa ini menyorot tajam kultur senioritas dan pengawasan senjata api di lingkungan non-dinas. 


Kemudahan seorang anggota untuk mengakses dan bermain-main dengan senjata di luar konteks tugas resmi menunjukkan adanya celah pengawasan yang berbahaya.


Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang budaya kepemilikan senjata dan bagaimana senioritas bisa menciptakan lingkungan yang permisif terhadap tindakan berbahaya.


Sumber: Suara

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini