Dari total 24 jenazah, 17 di antaranya merupakan warga Kabupaten Agam. Enam jenazah lainnya berasal dari Kayu Tanam, dan satu jenazah dari Padang Panjang. Mereka semua adalah korban terdampak bencana yang identitasnya belum dapat diketahui hingga proses identifikasi DVI selesai.
Pemerintah Kabupaten Agam hadir untuk memastikan prosesi berjalan tertib dan sesuai dengan prosedur kemanusiaan. Kadis Kominfo Agam, Roza Syafdefianti, hadir bersama tim Dinas Sosial Agam yang dipimpin oleh Kabid Rehabilitasi Sosial, Hasneril.
Pernyataan Pejabat dan Simbol Solidaritas
Roza Syafdefianti menegaskan bahwa kehadiran pemerintah merupakan bentuk tanggung jawab moral. "Walau identitas para korban belum diketahui, mereka tetap berhak mendapatkan penghormatan terakhir yang layak. Ini tugas kemanusiaan yang tidak boleh ditunda," ujarnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan Pemprov Sumbar dan Polda Sumbar, yang dinilai sangat membantu, mengingat sebagian besar korban berasal dari Agam.
Setelah dishalatkan, seluruh jenazah diantar ke lokasi pemakaman. Peti-peti dimakamkan secara berdampingan sebagai simbol penghormatan terakhir. Prosesi ini menutup rangkaian penanganan korban bencana hidrometeorologi yang belum teridentifikasi, sekaligus mencerminkan solidaritas dan kepedulian mendalam bagi mereka yang belum dikenali keluarga.
Artikel Terkait
Gadis 16 Tahun di Blora Diduga Jadi Korban Salah Sasaran Polisi: Kronologi Lengkap & Dugaan Pelanggaran Prosedur
Kebakaran Terra Drone 2025: Kaitan Maut dengan Pemetaan Sawit Ilegal dan Bencana Sumatera
Visa Kartu Emas AS 2024: Biaya 1 Juta Dolar, Syarat, dan Kontroversi Imigrasi Berbayar
Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru: BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban