1. Menyelesaikan minimal 144 SKS.
2. Memiliki IPK minimal 2,00 dan tidak memiliki nilai E.
3. Nilai D tidak melebihi 25% dari total SKS.
4. Menyelesaikan skripsi dan pendadaran.
5. Mendapat nilai minimal C untuk mata kuliah Pancasila dan Agama.
Menurut seorang netizen dilaman X@septi60, dengan pengakuan Jokowi sendiri bahwa IPK-nya di bawah 2, secara aturan, Jokowi tidak akan bisa menyandang status Ir lulusan GM dengan standar akademik yang diberlakukan saat itu.
Pemberitaan lawas ini juga sempat memicu kontroversi ketika sejumlah netizen menuduh media Tempo telah menghapus artikel tersebut dari laman pemberitaannya.
Namun Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, membantah adanya kebijakan take down berita secara sepihak.
“Tidak ada kebijakan menghapus berita di Tempo, kecuali itu keputusan Dewan Pers,” ujarnya, menegaskan komitmen terhadap pedoman media siber pada April 2025 lalu.
👇👇
Jokowi bilang IPK-nya kurang dari 2 tapi mengaku punya ijazah UGM.
Itu artinya dia gak paham tentang aturan IPK dan kelulusan, karena dia tak pernah kuliah.#TolakPuslabforUjiForensik
29/6/2013:
Jadi capres tak perlu IPK 4, IPK Saya kurang dari 2#TolakPuslabforUjiForensik pic.twitter.com/FVF8LjyNSw
IPK Jokowi itu 1 koma sekian
Syarat kelulusan itu IPK 2
Itu gimana ceritanya Jokowi lulus sih ? pic.twitter.com/2EEQjtT9lY
JANGGAL! Jejak Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi di Arsip Universitas Leiden, Dua Keanehan Mengusik Publik
PARADAPOS.COM - Penelusuran akademik dari Dr Surya Suryadi, pengajar dan peneliti senior di Leiden Institute for Area Studies (LIAS), Universitas Leiden, Belanda, mengungkap dua kejanggalan terkait sosok Ir. Kasmudjo—dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diklaim sebagai pembimbing akademik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kajian ini dilakukan di tengah mencuatnya kembali polemik mengenai keaslian ijazah Presiden Jokowi.
Sosok Kasmudjo mendadak jadi sorotan setelah Presiden menyebutnya sebagai dosen pembimbing saat mengisi kuliah umum dalam rangka Dies Natalis ke-68 UGM, Desember 2024 lalu.
Namun, dalam klarifikasi di laman resmi UGM, Kasmudjo menyatakan bahwa ia hanya menjadi pembimbing akademik Jokowi, bukan pembimbing skripsi.
Hal ini menimbulkan tanda tanya publik, mengingat dalam dokumen skripsi Jokowi yang beredar, nama Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro tertera sebagai pembimbing utama.
Dua Kejanggalan Versi Arsip Leiden
Melalui riset di arsip Universitas Leiden, Suryadi mengungkap dua kejanggalan penting:
Pertama, Gelar Akademik Kasmudjo Tidak Konsisten
Dalam buku Jejak Langkah Fakultas Kehutanan UGM Mencerdaskan Bangsa (1996) karya Moh. Sambas Sabarnurdin yang juga tersimpan di Universitas Leiden, tercatat bahwa Kasmudjo bergabung sebagai dosen UGM pada tahun 1976 dengan gelar B.Sc. (Bachelor of Science), bukan Ir. (Insinyur) sebagaimana kini banyak diklaim media.
Pertanyaannya, dari mana dan kapan Kasmudjo memperoleh gelar insinyurnya?
Jika ia mendapatkannya setelah menjadi dosen di UGM, seharusnya ada catatan studi lanjutan di UGM atau perguruan tinggi lain yang bisa diverifikasi publik.
Jika gelar tersebut berasal dari luar UGM, maka asal-usulnya pun perlu dijelaskan secara terbuka, apalagi jika polemik ijazah Jokowi masuk ke ranah hukum.
Kedua, tahun Kelahiran Kasmudjo Bisa Diperdebatkan
Terdapat dua versi tahun kelahiran Kasmudjo: 1940 dan 1961. Jika ia lahir tahun 1961, maka saat mulai mengajar di UGM pada 1976 usianya baru 15 tahun—sesuatu yang dianggap tak masuk akal.
Suryadi menilai, kemungkinan besar tahun 1940 lebih mendekati kebenaran, namun perbedaan ini tetap menyisakan kebingungan di tengah publik.
Klaim sebagai Pembimbing Akademik Jokowi Masih Mungkin
Suryadi menyimpulkan, jika Kasmudjo memang bergabung di Fakultas Kehutanan UGM sejak 1976, maka saat Jokowi menjadi mahasiswa (1980–1985), ia sudah mengajar selama 4 hingga 8 tahun.
Dalam konteks tersebut, klaim Kasmudjo sebagai pembimbing akademik Jokowi masih masuk akal—meskipun bukan pembimbing skripsi.
Namun, untuk memastikan sistem pembimbingan seperti ini berlaku di Fakultas Kehutanan UGM era 1980-an, Suryadi menyarankan agar skripsi mahasiswa sezaman lainnya diperiksa untuk perbandingan.
Meski publik dapat mengenali sosok Kasmudjo dari pernyataan media dan penampilannya yang kini sepuh, informasi detail mengenai riwayat hidup dan karier akademiknya masih minim tersedia di internet.
Bahkan, tidak ada foto-foto masa muda Kasmudjo yang bisa dicocokkan dengan foto terbarunya.
Suryadi menyarankan, UGM membuka arsip-arsip akademik—termasuk dokumentasi lamaran kerja, riwayat studi, dan pengangkatan dosen—untuk menjawab rasa ingin tahu publik atas figur yang ikut menjadi bagian dari perjalanan akademik Presiden Jokowi.
👇👇
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Fakta Gadai Mobil Pajero untuk Selamatkan Bilqis dari Suku Anak Dalam
Menteri Keuangan Purbaya Ungkap Modus Pencatutan Harga Impor: Barang Rp 45 Juta Dicatat Cuma Rp100 Ribu
Oknum Brimob Aniaya Mantan Pacar di Binjai: Kronologi & Proses Hukum Terbaru
Wamenag Zainut Tauhid Saadi Minta Gus Elham Hentikan Aksi Cium Anak Perempuan yang Viral