Aturan Baru Dedi Mulyadi: Siswa di Jabar Masuk Sekolah Jam 6 Pagi Mulai Juni 2025!

- Selasa, 03 Juni 2025 | 06:25 WIB
Aturan Baru Dedi Mulyadi: Siswa di Jabar Masuk Sekolah Jam 6 Pagi Mulai Juni 2025!

PARADAPOS.COM - Sejumlah pihak mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang ingin menerapkan kebijakan baru bagi siswa yakni masuk sekolah pada pukul 06.00 WIB.


Dedi sebelumnya mengungkap rencana itu dengan tujuan menciptakan kebiasaan hidup disiplin. 


Ia juga akan menerapkan jadwal masuk sekolah hanya sampai Jumat.


Ia bercerita saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, ia menjadi bupati pertama yang menerapkan sekolah sampai Jumat dengan jam belajar dimulai pukul 06.00.


"Enggak apa-apa jam belajarnya jam 6 pagi, tapi hari Sabtu libur. Setuju enggak?" kata Dedi dalam video yang diunggah di akun instagram pribadinya.


Dedi mengatakan saat ini SMA di Jabar sudah memberlakukan sekolah hanya sampai Jumat, tetapi SMP masih sampai Sabtu.


"Saya akan mengajak para kepala daerah, bupati dan wali kota, hari belajarnya sampai hari Jumat, Sabtu libur," ujar dia.


Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan Dedi tidak bisa menyederhanakan masalah disiplin dan membebankannya kepada siswa.


Ia menjelaskan survei penilaian integritas yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2024 menemukan hasil ketidakdisplinan akademik yang tinggi di kalangan guru.


"Ini problemnya di level pimpinan, problemnya di level tenaga pendidik dan kependidikan, tapi kemudian dialamatkan kepada peserta didik. Jadi, enggak bisa menyederhanakan masalah begitu," kata Ubaid saat dihubungi, Selasa (3/6).


Ubaid mengatakan JPPI mendapat laporan dari masyarakat yang keberatan dengan rencana itu.


Ia menilai masuk sekolah pukul 06.00 terlalu dini. Ubaid mengatakan banyak orang tua yang butuh waktu untuk menyiapkan sarapan untuk anak sebelum berangkat sekolah.


"Kalau berangkat sekolah, tidak ada persiapan yang matang, baik secara fisik dan secara psikis, ya pasti proses belajarnya akan ngawur, enggak akan maksimal," kata Ubaid.


"Jam 6 itu terlalu dini ya. Itu justru membuat anak tidak siap, tapi dipaksa untuk siap," imbuh dia.


Ubaid mengatakan jika nantinya kebijakan itu diterapkan dan siswa masuk sekolah pukul 06.00, itu bukan karena kesadaran akan kedisiplinan. Namun karena takut dihukum.


"Kalau tidak ada kesadaran, hanya takut aturan, takut hukuman, maka sebenarnya itu hanya kepatuhan buta, ketaatan yang tidak berdasar, dan disiplin dilakukan karena di bawah tekanan. Itu sebenarnya bukan pendidikan karakter, tapi hanya menakuti saja, dan pasti tidak akan berkelanjutan. Tujuan utama pendidikan karakter itu malah gagal," katanya.


Lebih lanjut, Ubaid berpendapat untuk mendisiplinkan siswa secara efektif, Pemprov Jabar bisa menerapkan pendidikan karakter yang lebih holistik, bukan hanya sebatas mengatur jam masuk atau penguatan pada mata pelajaran.


Ia mengatakan perlu dilakukan penanaman kesadaran dan nilai-nilai seperti tanggung jawab, etika, disiplin melalui setiap aspek kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler.


"Peran guru sebagai teladan sangat krusial, mereka harus mampu menunjukkan perilaku disiplin dan menjadi panutan bagi siswa. Oleh karena itu, pelatihan bagi guru tidak hanya fokus pada metode pengajaran, tetapi juga pada pembentukan karakter," katanya.


Selain itu, penting juga untuk menjalin kemitraan erat dengan orang tua. Sekolah, kata dia, perlu mengadakan program edukasi dan diskusi dengan orang tua.


Dengan begitu, terjadi penyelarasan upaya pendisiplinan di rumah dan di sekolah. Siswa pun mendapat pembiasaan yang konsisten.


"Terakhir, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif akan secara alami mendukung terciptanya suasana disiplin dan fokus belajar," katanya.

Halaman:

Komentar