Presiden Prabowo Subianto dinilai telah menyadari adanya distorsi politik di masa kepemimpinannya saat ini, dengan menyinggung soal mazhab "Serakahnomics".
Pengamat Politik Citra Institute menjelaskan, pernyataan Prabowo soal Serakhnomics di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menggambarkan anomali yang terjadi di dalam pemerintahannya sendiri, sebagai sesuatu yang tidak bisa dia terima.
"Ucapan Prabowo ini juga bisa dimaknai sebagai sindiran halus namun tajam, terhadap distribusi kekuasaan yang tidak adil, sebuah anomali politik," ujar Efriza kepada RMOL, Selasa, 30 Juli 2025.
"Seolah-olah Prabowo ingin menunjukkan bahwa ada distorsi dalam meritokrasi pemerintahan, di mana ukuran dukungan rakyat tidak sejalan dengan porsi kekuasaan yang diberikan," sambungnya menegaskan.
Di samping itu, Presiden Prabowo dia duga juga menyinggung aktor di balik permasalahan di eranya dalam Kabinet Merah Putih, mengingat dalam Kongres PSI juga disinggung kader partai ini terlalu banyak padahal tidak lolos parliamentary threshold.
"Pembicaraan Prabowo menunjukkan tentang distribusi kekuasaan yang serakah, secara tidak langsung juga mengarah ke fakta tersembunyi, bahwa adanya campur tangan Jokowi yang terlibat dalam pembentukan kabinet Merah Putih di era Prabowo," demikian Efriza.
Sumber: rmol
Foto: Presiden Prabowo Subianto/Ist
Artikel Terkait
Mertua dan Menantu Tewas Ditikam Tetangga di Gowa, Ini Kronologi Lengkapnya
Viral Isu Perselingkuhan Hamish Daud, Netizen Ungkap Detail Liburan dengan Sasha Sabrina Alatas
Ganoderma Lucidum (Lingzhi) untuk Kanker: Fakta, Manfaat, dan Bahayanya
Ahmad Sahroni Sindir Penjarah Rumah: Boro-boro Bayar Pajak, Nunggu Sembako