Sapi Berkepala Prabowo Diarak di Bundaran UGM, BEM KM Kritik Program MBG hingga Pidato PBB

- Rabu, 24 September 2025 | 14:25 WIB
Sapi Berkepala Prabowo Diarak di Bundaran UGM, BEM KM Kritik Program MBG hingga Pidato PBB


Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menggelar aksi simbolik di kawasan Bundaran UGM pada Rabu (24/9/2025).

Di tengah aksi tersebut, dibawa pula seekor sapi yang kepalanya ditempeli foto wajah Presiden Prabowo Subianto.

Sementara seorang peserta aksi mengenakan topeng Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya untuk mendampingi sapi tersebut.

Beberapa spanduk bernada kritis pun turut menghiasi lokasi aksi. Di antaranya bertuliskan 'Omon-Omon Prabowo', 'September Hitam, Menolak Lupa'.

Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, menjelaskan aksi ini dimulai dengan mendengarkan bersama pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB ke-80 yang digelar semalam.

Menurut Tiyo, penggunaan sapi bukan dimaksudkan sebagai penghinaan.

Ia menegaskan bahwa hewan tersebut dipakai sebagai simbol satir untuk menyampaikan kritik.

Tepatnya sebagai simbol satir ini dimaksudkan sebagai kritik bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hanya menampilkan citra pemberi nutrisi.

Tetapi mengabaikan amanat konstitusi dan keselamatan rakyat.

"Sapi itu bukan tanda penghinaan hewan tidak lebih rendah dari manusia. Sapi adalah simbolisme pemberi nutrisi bukankah itu yang dicita-citakan oleh Presiden dengan program MBG tetapi tugas Presiden bukan hanya memberi nutrisi tugas Presiden adalah melaksanakan amanah konstitusi," kata Tiyo, kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

Dalam aksinya, BEM KM UGM juga menyoroti persoalan keracunan massal akibat program MBG yang dilaporkan menelan korban 6.542 anak.

"Korban keracunan itu tidak hanya angka, mereka adalah anak-anak dari ayah dan ibu rakyat Indonesia," ucapnya.

Menurutnya Presiden Prabowo tak boleh tinggal diam terkait maraknya kasus keracunan dari MBG tersebut.

"Kalau dengan segala kelengkapan alat negara Presiden justru melaksanakan pengabaian terhadap pengawasan, maka MBG ini jangan-jangan bukan makan bergizi gratis tapi makan beracun genosida," ujarnya.

Selain soal kesehatan, mahasiswa UGM itu mengkritisi alokasi anggaran MBG yang dinilai menggerus hak pendidikan anak Indonesia.

Tiyo menyebut sebagian besar dana pendidikan dialihkan untuk program tersebut.

"Kalau kita baca APBN 2026 yang sudah diketok dari RAPBN maka kita akan tahu bahwa ada pengkhianatan konstitusi di situ," tuturnya.

Apalagi dengan sebesar 44 persen anggaran pendidikan dialihkan untuk MBG.

Oleh sebab itu, BEM KM UGM mendesak agar program ini dievaluasi total.

Menurut mereka, bila presiden bijak, seharusnya MBG dihentikan sementara hingga pengawasan benar-benar siap.

"Maka kalau Presiden Prabowo adalah sosok yang bijak maka harusnya hari ini juga program itu dihentikan, dilaksanakan evaluasi total," tegasnya.

Harus Tegas Soal Palestina

Tak hanya soal MBG, Tiyo juga menyinggung sikap Presiden dalam pidato di PBB terkait Palestina.

Ia menilai, pernyataan Prabowo yang mendukung solusi dua negara justru menegasikan perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan penuh Palestina.

"Presiden telah melaksanakan pengkhianatan terhadap sejarah keberpihakan bangsa atas perjuangan rakyat Palestina," ucapnya.

Menurut dia, yang utama dari sikap seorang Presiden adalah menerjemahkan sikap bangsanya.

Dalam hal ini adalah kemerdekaan 100 persen atas Palestina.

"Bangsa kita secara tegas menginginkan bahwa tidak ada penjajahan di atas dunia maka tidak ada tawar menawar atas Palestina. Jadi yang diinginkan oleh rakyat atas Presiden, Palestina harus merdeka 100 persen. Tidak ada kompromi atas itu. Itu yang kita inginkan," ujar dia.

Sumber: suara
Foto: Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menggelar aksi simbolik di kawasan Bundaran UGM pada Rabu (24/9/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini