Agung menuturkan selama ini pekerjaan komunikasi publik pemerintah untuk menjelaskan kebijakan yang menimbulkan kontra belum berjalan optimal.
"Harapannya ke depan ketika para artis maupun selebritas ditunjuk, ini bisa menjernihkan komunikasi publik pemerintah dengan masyarakat sehingga pro-kontra ataupun kegaduhan yang tidak perlu, tidak terjadi lagi," ucap dia.
Terkait sosialisasi kebijakan ini, Kemenhan menyebut salah satu alasan menunjuk Deddy Corbuzier adalah kemampuannya yang dianggap kompetens dalam komunikasi di media sosial.
Karo Infohan Kemhan, Brigjen Frega Wenas mengatakan Deddy Corbuzier punya kepakaran di bidang komunikasi dan jangkauan (engagement) media sosial yang luas Hal tersebut dinilai jadi nilai plus untuk membantu sosialisasi kebijakan pertahanan nasional.
"Beliau memiliki kepakaran di bidang komunikasi apalagi di media sosial memiliki engagement yang cukup luas sehingga harapannya bisa membantu sosialisi kebijakan pertahanan sampai di level bawah agar lebih mudah dipahami masyarakat," kata Frega saat dihubungi, Selasa (11/2).
Selain itu, katanya, yang paling penting adalah aturan yang ada juga mengakomodasi seorang menteri punya staf khusus maksimal lima orang.
"Ini sesuai Perpres 140/2024 kementerian boleh angkat stafsus lima orang, memang kita hanya menjalankan perpres ada ruang menteri angkat maksimal lima orang," katanya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut salah satu alasan memilih Raline Shah sebagai Staf Khusus Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Komdigi, juga terkait terkait dengan soal kebutuhan sosialisasi di media sosial.
Meutya berkata alasan lain Raline dipilih bukan karena semata seorang publik figur, melainkan karena dinilai memiliki koneksi yang luas hingga mancanegara dan mendorong kontribusi perempuan.
"Satu lagi tugasnya adalah edukasi digital, kita ingin sekali anak -anak kita teredukasi bagaimana penggunaan internet yang bijak, yang bermanfaat dan rasanya tidak perlu menteri untuk menjelaskan satu persatu tapi mungkin tokoh yang akrab dengan publik bisa lebih didengar oleh generasi muda kita terkait pemanfaatan ruang digital yang lebih baik," terangnya.
Agung mengaku tidak mempermasalahkan keputusan pemerintah melibatkan selebritas asal tidak membebani anggaran.
Untuk itu, ia berharap Deddy dkk tidak mengambil gaji untuk pekerjaan sosialisasi kebijakan tersebut.
"Tapi kalau malah justru mereka menerima insentif, fasilitas yang melekat, ya ini justru yang disayangkan ya, karena harapannya mereka dalam tanda petik mengabdi untuk republik," kata dia.
Wajah Presiden
Meski pengangkatan staf khusus menjadi kewenangan menteri, pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi mewanti-wanti dampak yang ditimbulkan bisa merugikan presiden.
"Kita tahu selebritas itu tidak semua memahami fungsi dari tugas dari kementerian itu sendiri, artinya bahwa mereka hanya sekadar popular. Tapi, apakah fokus pada tugas yang diberikan, saya pikir tidak mungkin dia akan fokus karena kesibukan dia sebagai selebritas, kemudian harus melaksanakan tugas-tugas kementerian yang selama ini mereka tidak akrab," kata Asrinaldi.
"Tentu Presiden Prabowo harus memberi perhatian kepada staf khusus menteri dengan segala pertimbangan tentunya," lanjutnya.
Asrinaldi juga mencurigai kehadiran selebritas di tengah kekuasaan disiapkan untuk meredam narasi negatif publik yang kerap memprotes kebijakan.
"Sepertinya pemerintahan Prabowo ini memang lebih memberi perhatian kepada narasi-narasi yang muncul di media sosial karena kritik masyarakat lebih banyak disampaikan oleh media sosial. Nah, satu di antaranya yang ingin dicapainya itu ingin meluruskan semua narasi negatif itu," ucapnya.
"Dan kalau selebritas itu berbicara, biasanya pengikutnya banyak, itu bisa memberi efek gema di dalam ruang publik di media sosial. Itu di antara targetnya," sambung Asrinaldi.
Sumber: CNN
Artikel Terkait
Amien Rais Klaim Jokowi Tidak Punya Ijazah, Tanggapi 8 Tersangka Kasus Polda Metro
Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto
Prabowo Beri Julukan Don Si Kancil ke Dasco & Pesan Legacy untuk Kader Gerindra