Dia menilai penampilan itu sebagai representasi kemampuan Gibran dalam beradu gagasan.
“(Kemudian) Bahwa dia ketika debat dulu sama sampai menjatuhkan Pak Mahfud, menurut saya itu representing,” ucap Ade.
Menurut Ade, gaya Gibran yang kerap dinilai tidak lazim seharusnya tidak menjadi alasan untuk meremehkan.
Seharusnya publik mampu menangkap kualitas Gibran dari pernyataan dan cara berpikirnya.
"Anda bisa menangkap kualitas dia dari celetukannya, dari apa yang dia sampaikan, dari hal-hal yang barangkali tampak kecil di mata orang lain, tapi sebetulnya buat kita yang bisa menilai kualitas orang. Orang ini keren, anak ini pinter. Kalau aja dia dikasih kesempatan lebih, dia mungkin bisa menjadi seseorang," tutur Ade.
Dalam kesempatan itu, Ade pun menyoroti kritik terhadap Gibran yang dianggap tak layak menjadi wapres.
Dia menilai bahwa anggapan tersebut sama sekali tidak berdasar.
Bahkan, Ade menantang pihak-pihak yang meragukan kemampuan Gibran untuk memberikan bukti konkret mengenai ketidaklayakannya sebagai Wapres.
"Saya ingin men-challenge siapa pun yang mempertanyakan Gibran sebagai wapres. Kasih contoh bahwa dia itu enggak perform. Di mana contohnya? Dia goblok, dia tolol, dia ngaco, segala macam. Mana? Saya yakin enggak ada," pungkasnya.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Soeharto Pahlawan? PDIP Menolak, Tapi Apa Dosa Mahasiswa 98 Disebut Penjahat?
Roy Suryo Cs Rilis Black Paper Gibrans Usai Jokowis White Paper, Benarkah untuk Makzulkan Wapres?
Gibran Dinilai Kian Melempem: Tinjauan Kinerja Setahun Prabowo dari Pengamat Sospol
APBD Jabar Rugi! Purbaya Sentil KDM Soal Bunga Giro Rendah, BPK Bisa Turun Tangan