PARADAPOS.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, kembali menjadi sorotan publik.
Beberapa pernyataannya yang dinilai kontroversial membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai kapasitas dan latar belakang pendidikannya yang ternyata bukan dari dunia gizi, melainkan entomologi, ilmu tentang serangga.
Salah satu pernyataan yang menuai kritik tajam datang dari kunjungannya ke Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil di Bangkalan, Jawa Timur, pada 26 Mei 2025.
Dalam kunjungan itu, Dadan menceritakan kebiasaannya mewajibkan dua anaknya minum susu sebanyak dua liter per hari.
Menurutnya, asupan susu dalam jumlah besar itu membuat kedua putranya tumbuh tinggi, masing-masing mencapai 185 cm dan 181 cm.
Pernyataan tersebut menuai perdebatan di media sosial.
Banyak yang menilai bahwa rekomendasi tersebut tidak berdasar secara ilmiah dan cenderung menyesatkan.
Selain itu, tidak semua keluarga di Indonesia mampu menyediakan dua liter susu per anak setiap hari.
Netizen menilai ucapan itu kurang sensitif terhadap realitas ekonomi masyarakat.
Tak berhenti di sana, Dadan juga mengklaim bahwa minyak jelantah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa dijual dengan harga tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioavtur, bahan bakar pesawat ramah lingkungan.
“Termasuk yang mengambil jelantahnya. Kan banyak tuh digunakan minyak ya (dalam program MBG). Jelantahnya bisa ditampung, kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi,” ucapnya dalam acara BGN Talks Episode 1 yang disiarkan pada 31 Mei 2025.
Pernyataan ini juga mengundang keheranan publik.
Alih-alih fokus pada peningkatan kualitas dan distribusi gizi, Dadan justru membahas potensi ekonomi dari limbah program.
Banyak yang mempertanyakan urgensi dan relevansi ide tersebut dalam konteks program gizi nasional.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah usulannya menjadikan serangga seperti belalang dan ulat sagu sebagai sumber protein dalam program makan bergizi gratis.
Meski serangga memang diakui sebagai sumber protein alternatif oleh beberapa kalangan akademik, pernyataan ini kembali membuat publik bertanya-tanya, apakah Dadan sedang menjalankan program gizi atau mempromosikan minat pribadinya?
Polemik semakin ramai setelah netizen mengungkap latar belakang pendidikan Dadan.
Dalam platform X (sebelumnya Twitter), sejumlah akun menyindir fakta bahwa Dadan bukanlah ahli gizi.
Artikel Terkait
Roy Suryo Diperkirakan Lanjut ke Pengadilan Terkait Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Jusuf Kalla Buka Suara Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Kita Harus Terima Kenyataan
Roy Suryo Ditahan, Ijazah Jokowi Akan Diuji di Sidang: Fakta Terbaru
Wacana Budi Arie Masuk Gerindra: Settingan Jokowi untuk Dua Periode Prabowo-Gibran?