PSI: Partai Gimmick Yang Bertahan Karena Jokowi? Begini Masa Depan Partai Gajah Menurut Analis!

- Minggu, 20 Juli 2025 | 05:55 WIB
PSI: Partai Gimmick Yang Bertahan Karena Jokowi? Begini Masa Depan Partai Gajah Menurut Analis!




PARADAPOS.COM - Pengakuan Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie yang pernah memerintahkan kadernya untuk merekrut keluarga mantan Presiden ke 7 Joko Widodo untuk bergabung  dinilai sebagai salah satu strategi. 


Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, partai politik yang bisa tumbuh di Indonesia,  setidaknya harus memiliki dua hal, dukungan logistik yang kuat, dan tokoh yang juga kuat. 


Sementara PSI menurutnya tidak memiliki kedua hal itu, sebelum mengkuasakan diri kepada Jokowi, hingga belakangan,  putranya Kaesang Pangarep didapuk sebagai ketua umum. 


"PSI hanya partai politik  yang lahir dan diisi oleh elite penuh gimmick, satu-satunya tokoh dengan kualitas intelektual politik cukup baik adalah Raja Juli Antoni, tapi faktanya idealismenya runtuh hanya karena faktor kekuasaan dan materialistis," kata Dedi saat dihubungi, Sabtu (19/7/2025). 


Dedi merujuk pada perolehan suara PSI pada Pemilu 2024.


Kala itu, PSI hanya memperoleh 4.260.169 suara, dan berada di peringkat ke 10. 


Lantaran perolehan suara yang minim itu, PSI tak berhak memasuki Senayan sebagai dewan perwakilan rakyat. 


"Dengan upaya keras Jokowi sekalipun PSI terbukti gagal di Pemilu 2024, apalagi jika tanpa Jokowi, sangat mungkin PSI bahkan gagal mengikuti Pemilu," katanya. 


Dedi pun menyebut bahwa pernyataan Jeffrie itu cukup strategis, dengan merekrut keluarga Jokowi, buktinya PSI masih eksis hingga saat ini, meskipun tertatih-tatih. 


"Tetapi nahas bagi PSI, kini Jokowi juga mulai memudar pengaruhnya, maka PSI juga tidak terjamin keberadaannya di Pemilu 2029," ujarnya. 


Dalam pernyataan saat kongres pertama PSI di Solo, Sabtu (19/7/2025), Jeffrie menceritakan bagaimana masa depan partai yang kini berganti logo gajah merah hitam putih itu dipertaruhkan pada satu nama besar, Jokowi. 


Jeffrie secara gamblang mengakui bahwa ia pernah memberikan ultimatum keras kepada para petinggi partai di masa-masa sulit, jauh sebelum Kaesang Pangarep didapuk menjadi ketua umum. 


"Saya pernah menyampaikan kepada teman-teman semua ketika itu, Raja Juli Antoni, Grace (Natalie), (Andi) Saiful Haq, Endang Tirtana," papar Jeffrie membuka ceritanya.


Perintah Jeffrie saat itu terdengar final dan tanpa kompromi.


Ia menegaskan bahwa eksistensi PSI bergantung sepenuhnya pada keberhasilan merekrut lingkaran Istana.


"Kalau kalian nggak dapat anaknya Pak Jokowi, atau menantunya Pak Jokowi, atau Pak Jokowi sendiri, partai kita akan turun perolehan suaranya dan itu adalah tahun terakhir kita ber-PSI," ujarnya. 


Baginya, apabila misi itu gagal, maka tidak ada pilihan lain selain membubarkan partai secara terhormat. 


"Kita harus melakukan pemakaman terhadap PSI. Karena, kita harus percaya partai kalau didirikan kemudian suaranya menurun itu kita harus mengambil kesimpulan bahwa publik, masyarakat enggak percaya terhadap kita," lanjutnya.


Jokowi Sebut PSI Tak Dimiliki Elite Apalagi Keluarga!


Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak dimiliki oleh elite maupun keluarga tertentu.


Hal ini lantaran PSI adalah Partai Super Tbk yang menurutnya saham partai ini dimiliki oleh seluruh kader.


"Tidak ada kepemilikan elite, tidak ada kepemilikan keluarga apalagi, semua memiliki saham yang sama," kata Jokowi, dalam Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).


Oleh karena itu, Jokowi mengatakan, seluruh kader harus ikut membesarkan PSI.


"Dengan ini mestinya seluruh anggota, seluruh kader itu bersama-sama ikut membesarkan partai. Karena memiliki rasa yang sama terhadap kepemilikan partai," ungkap dia.


Lebih lanjut, ia meyakini PSI akan menjadi partai besar dan kuat asalkan semuanya bekerja keras.


Dia memprediksi momentum PSI menjadi partai besar pada Pemilu 2034.


"Saya masuk tadi memberikan feeling kepada saya bahwa auranya PSI ini akan menjadi partai kuat dan partai besar. Tapi, jangan tergesa-gesa. Ada step-step-nya," ujar dia.


Bangun 'Mesin' Partai


Jokowi menekankan pentingnya membangun infrastruktur partai yang solid hingga ke akar rumput sebagai syarat mutlak untuk bergerak.


"Kalau mesin itu ada, menggerakkannya kan jauh lebih mudah, kalau mesinnya tidak ada bagaimana menggerakkan. Oleh sebab itu saya titip yang terakhir agar kita bekerja keras bersama-sama agar struktur partai di seluruh wilayah, di seluruh provinsi, kabupaten dan kota segera bisa diselesaikan, paling tidak di 2027 akhir," paparnya.


Isi 'Bensin' dari Dalam


Setelah 'mesin' siap, Jokowi mengingatkan bahwa sumber tenaga utamanya harus berasal dari internal partai itu sendiri.


"Bensinnya itu, kalau mesinnya siap, bensinnya itu ya dari anggota. Inikan memang partai milik kita bersama, sekali lagi kalau mesinnya siap, bensinnya bareng-bareng disiapkan sehingga mesinnya bisa dijalankan," ungkap dia.


Menangkan 'Balapan' dengan Turun ke Bawah


Jokowi menutup resepnya dengan strategi pamungkas.


Menurutnya, memiliki mesin yang kuat dan bensin yang penuh belum menjadi jaminan kemenangan jika partai tidak memahami medan pertempuran sesungguhnya.


"Mesin ada, bensin ada, itupun belum tentu kita bisa balapan dengan partai lain. Kalau kita tidak sering turun ke bawah, kita tidak ngerti keinginan rakyat, kita tidak ngerti kebutuhan rakyat, kita tidak ngerti kemauan rakyat mau kemana," katanya.


Sumber: Suara

Komentar