PARADAPOS.COM -Derasnya opini publik yang mencoba mengaitkan dinamika aksi kericuhan demonstrasi dengan keterlibatan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo merupakan bentuk adu domba.
Sekretaris Jenderal Gibranku, Pangeran Mangkubumi menyebut upaya itu bertujuan untuk membenturkan dua tokoh besar antara Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami mencermati adanya narasi-narasi yang sengaja dibentuk untuk menciptakan dikotomi antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Jokowi, seolah ada kepentingan tersembunyi yang dimainkan oleh Gibran maupun PSI. Ini bukan hanya absurd, tapi juga merupakan bentuk manipulasi yang merendahkan kecerdasan publik. Narasi-narasi itu harus dihentikan,” tegas Pangeran dalam ketegangan yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa malam, 2 September 2025.
Ia juga secara lantang mengatakan, narasi yang mencoba menggiring opini bahwa Gibran atau PSI sedang memainkan peran ganda adalah tafsir politis yang dibangun tanpa dasar yang objektif.
Pangeran menduga ada upaya soft character assassination agar agenda konsolidasi nasional yang sedang dibangun antar elite tidak terwujud.
“Jika ada yang berfikir Gibran menjadi simbol oposisi dalam diam, tentu itu artinya mereka keliru dalam membaca peta. Gibran adalah bagian dari pemerintahan yang sah, tidak ada motif ganda, tidak ada agenda tersembunyi. Gibran merupakan bagian dari sistem, bukan bermain dibaliknya,” jelasnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa relasi antara Prabowo dan Jokowi bukanlah arena untuk dibaca dalam narasi konflik, melainkan sebagai kelanjutan dari kerja besar dua generasi kepemimpinan.
“Kita sedang menyaksikan peralihan yang dewasa, pergantian tongkat estafet kepemimpinan antar dua negarawan, bukan pertarungan tersembunyi. Menempatkan mantan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo dalam dua kutub yang saling meniadakan adalah kegagalan memahami arah sejarah bangsa,” tambahnya.
Pangeran mengajak masyarakat tidak terjebak pada politik ilusi, yakni politik yang menjual drama tapi miskin realitas.
Ia menegaskan bahwa loyalitas barisan Jokowi terhadap Presiden Prabowo merupakan keniscayaan dan bersifat absolut. Hal itu menjadi fondasi yang tidak akan bisa digoyahkan oleh framing media sosial atau opini publik sesaat.
“Jangan biarkan emosi sesaat mengaburkan kepercayaan kita pada proses hukum dan kerja negara. Di tengah hiruk-pikuk opini dan narasi yang saling bersilang, kedewasaan kita sebagai warga negara diuji bukan untuk saling curiga, tetapi untuk tetap percaya bahwa kebenaran akan menemukan jalannya,” pungkas dia.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Jokowi-Prabowo Diadu Domba? Orang Istana Ungkap Fakta Mengejutkan!
VIRAL Aksi Ahmad Sahroni Pamer Salat Bareng AHY, Publik Muak: Kok Kepikiran Ibadah Direkam?
JANGGAL! Aktivis Ungkap Keanehan di Balik Kematian Affan, Duga Adanya Cipta Kondisi Untuk Memicu Kerusuhan
Mundur Terhormat atau Bertahan? Kapolri dan Sri Mulyani di Bawah Tekanan Publik!