Luhut Pandjaitan Diminta Tak Atur Presiden Prabowo, Beda dengan Era Jokowi
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mendapat teguran keras agar tidak mengatur-atur Presiden Prabowo Subianto seperti kebiasaannya saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Permintaan ini disampaikan menyusul pernyataan Luhut yang menyarankan Prabowo untuk tidak tunduk pada tuntutan organisasi buruh mengenai kenaikan upah minimum provinsi (UMP).
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, secara tegas menyoroti hal ini. Ia menilai Luhut seolah lupa bahwa rezim kepemimpinan nasional telah berganti.
"LBP ini mungkin dia insomnia ya, sudah lupa bahwa hari ini presidennya bukan Jokowi lagi, presidennya itu Prabowo," ujar Satyo seperti dikutip dari sumber berita RMOL.
Prabowo Dinilai Lebih Responsif Terhadap Aspirasi Buruh
Satyo memuji pendekatan Presiden Prabowo yang dianggap lebih membuka telinga terhadap suara dan kebutuhan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti buruh. Menurutnya, sikap responsif ini merupakan perubahan signifikan yang tidak terlihat pada era sebelumnya.
"Dan ini kondisi yang tidak pernah terjadi di era Jokowi. Di mana presiden sangat responsif dan akomodatif kepada khususnya kaum pekerja ya, bukan cuma buruh tapi semua kelas pekerja," jelas Satyo, merujuk pada keterbukaan Prabowo dalam merumuskan kebijakan upah bahkan hingga level Istana.
Artikel Terkait
Desak Prabowo Reformasi Polri, Jenderal Gatot: Kebijakan Presiden Sudah Disalip!
10 Menteri dengan Kinerja Terburuk Versi CELIOS: Bahlil hingga Pigai Jadi Sorotan
Satu Tahun Prabowo-Gibran Memimpin: Jokowi Apresiasi dan Soroti Evaluasi Mendesak
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya