GOTO Akhirnya Cetak Laba Pertama! Laba Sebelum Pajak Rp62 Miliar di Kuartal III 2025

- Rabu, 29 Oktober 2025 | 14:25 WIB
GOTO Akhirnya Cetak Laba Pertama! Laba Sebelum Pajak Rp62 Miliar di Kuartal III 2025

GOTO (GoTo) Catat Laba Sebelum Pajak Perdana Rp62 Miliar di Kuartal III 2025

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencapai tonggak sejarah positif dengan mencetak laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya sebesar Rp62 miliar pada kuartal ketiga tahun 2025. Pencapaian ini menjadi sorotan utama di tengah perbaikan kinerja keuangan perseroan.

Performa Keuangan GOTO: Rugi Bersih Menyusut Drastis 82%

Perusahaan melaporkan rugi bersih yang mengalami penyusutan signifikan sebesar 82% menjadi Rp775,55 miliar hingga kuartal III 2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencatat kerugian Rp4,31 triliun. Tidak hanya itu, rugi usaha GoTo juga turun drastis menjadi sekitar Rp220 miliar dari sebelumnya Rp2,05 triliun.

Pendapatan Bersih Tumbuh dan EBITDA Meningkat Pesat

Di sisi pendapatan, GOTO mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 14% year-on-year (yoy) menjadi Rp13,29 triliun dari posisi sebelumnya Rp11,66 triliun. Yang lebih menggembirakan, EBITDA Grup tercatat positif Rp369 miliar, berbalik dari negatif Rp86 miliar pada kuartal III 2024. Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan melonjak 239% menjadi Rp516 miliar.

Kinerja Operasional yang Kuat: GTV dan Pengguna Meningkat

Dukungan terhadap kinerja keuangan datang dari performa operasional yang solid. Nilai Transaksi Bruto (GTV) inti Grup GoTo tumbuh pesat 43% menjadi Rp102,8 triliun, sedangkan total GTV meningkat 28% menjadi Rp176,48 triliun. Basis pengguna juga menguat dengan jumlah pengguna bertransaksi tahunan di Indonesia yang naik 33% menjadi 61,1 juta pengguna, setara dengan 30% dari populasi dewasa nasional.

Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo, menegaskan bahwa kinerja kuartal ini mencerminkan kemajuan berkelanjutan dalam efisiensi dan disiplin keuangan di seluruh lini bisnis, yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan dan manajemen biaya yang ketat.

Komentar