Nasib Nadiem di Korupsi Laptop Chromebook & Jejak di Saham GOTO Kian Misterius!

- Minggu, 13 Juli 2025 | 08:35 WIB
Nasib Nadiem di Korupsi Laptop Chromebook & Jejak di Saham GOTO Kian Misterius!

PARADAPOS.COM - Nasib mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim yang disebut sebagai 'tahanan' dalam negara usai dicegah ke luar negeri oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook kini diujung tanduk.


Pemeriksaan pada 23 Juni 2025 silam selama 12 jam, dari jam 09.10 WIB hingga 21.00 WIB ternyata belum membuat penyidik gedung bundar Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) puas atas kesaksiannya. 


Alhasil, Kejagung kembali menjadwalkan pemeriksaan tersahadap mantan anak buah Jokowi itu pada Selasa, 15 Juli 2025 usai tidak memenuhi pemeriksaan pada 8 Juli 2025 lalu.


Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, mengonfirmasi jadwal tersebut dan menekankan pentingnya kehadiran Nadiem untuk kelancaran proses penyidikan.


"Kita mengharapkan kehadiran yang bersangkutan sesuai dengan surat panggilan," kata Harli di kompleks Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2025) kemarin.


Menurut Harli, banyak sekali hal yang perlu digali kepada Nadiem itu. "Banyak hal yang akan digali," tegasnya.


Pun, pemeriksaan kedua ini dilakukan di tengah langkah-langkah penyidikan yang semakin intensif.


Bersamaan dengan penjadwalan ulang pemeriksaan Nadiem, tim penyidik dari Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) juga telah bergerak menggeledah Kantor Gojek Tokopedia (GoTo) di Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan, pada Selasa (8/7/2025).


Menurut Harli, dari penggeledahan tersebut penyidik menyita sejumlah barang bukti potensial, termasuk dokumen dan flashdisk. 


Seluruh barang bukti itu kini tengah dianalisis untuk menemukan informasi baru.


"Kita harapkan ada berbagai informasi yang bisa dijadikan untuk memperkuat dari pembuktian proses penyidikan," harapnya.


Menyoal itu, PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyatakan menghormati proses hukum yang tengah berjalan di Kejagung. 


“GOTO menghormati proses hukum yang sedang berjalan sebagai bagian dari upaya penegakan hukum,” kata Direktur Public Affairs dan Communications GOTO Ade Mulya dalam keterangannya, Jumat (11/7/2025).


Ade mengatakan GOTO akan bersikap kooperatif dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. 


Dia juga memastikan GOTO selalu mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.


“Sebagai perusahaan publik, kami selalu mengedepankan asas tata kelola perusahaan yang baik, akuntabel, dan transparan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” katanya.



Meski belum diketahui kaitan GOTO dengan kasus dugaan rasuah yang tengah disidik Kejagung itu, namun ada satu dimensi lain yang perlahan kembali mencuat, ke mana perginya saham Nadiem di Gojek yang kini menjadi GOTO? 


Pertanyaan ini menarik karena menyangkut potensi kekayaan pribadi sang mantan menteri, dan bagaimana ia berperan atau justru tidak dalam peta kepemilikan salah satu startup terbesar di Indonesia.


Awalnya, Nadiem memang pendiri Gojek, dan dari data Ditjen AHU per Oktober 2018 dia tercatat memegang 58.416 lembar saham atau 4,81% dari modal disetor Gojek kala itu yang sebesar 1,21 juta lembar. 


Namun menurut data lanjutan dari Momentum Works, Nadiem diketahui juga memegang saham seri D, E, dan I, biasanya diberikan kepada pendiri dalam putaran lanjutan.


Di sinilah muncul angka 20,5% sebagai estimasi kepemilikan final Nadiem terhadap Gojek sebelum merger. 


Angka ini pun cukup konsisten dengan berbagai laporan internal Gojek sebelum tahun 2019 yang menyebutkan bahwa Nadiem adalah pemegang saham terbesar di antara para founder dan early executives.


Halaman:

Komentar