Ngotot Bertemu Presiden RI, PM Israel Disuruh Tunggu 30 Menit!

- Jumat, 11 Juli 2025 | 17:55 WIB
Ngotot Bertemu Presiden RI, PM Israel Disuruh Tunggu 30 Menit!




PARADAPOS.COM - Perdana Menteri Israel pernah bersikeras ingin bertemu dengan salah satu Presiden Republik Indonesia sampai rela menunggu hingga 30 menit.


Momen ini terjadi sekitar tahun 1995, kala Israel masih dipimpin PM Yitzhak Rabin dan Indonesia saat itu masih di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.


Pertemuan Rabin dan Soeharto kala itu bisa dibilang pertemuan dadakan karena sang PM Israel tersebut sangat ingin bertemu.


Peristiwa itu terjadi pada 22 Oktober 1995 saat Presiden Soeharto menghadiri sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. 


Soeharto hadir sebagai wakil ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI). Soeharto dan rombongan menginap di Hotel Waldorf Towers lantai 41.


Mengetahui ada Presiden Soeharto di sana, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin berinisiatif untuk bertemu secara informal alias tidak terjadwal. 


Maklum, kala itu posisi Indonesia cukup berpengaruh di Timur Tengah, apalagi dengan jabatan wakil ketua OKI.


Menteri Sekretaris Negara Moerdiono menjelaskan, pertemuan itu hanya membahas soal Timur Tengah.


"Memang berlangsung pertemuan antara Presiden dengan PM Israel Yitzak Rabin. Pertemuan ini adalah atas keinginan PM Israel dan kalau boleh saya katakan itu sedikit mendadak," kata Mensesneg Moerdiono ketika ditanya wartawan di lantai 21, Waldorf Towers dikutip dari Dikutip Buku "Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, halaman 297-299.


PM Israel dibuat menunggu


Jadwal semula pertemuan dimulai pukul 18.00 waktu setempat, tapi Rabin sudah berada di hotel 15 menit sebelumnya.


Mau tidak mau Rabin harus menunggu selama 30 menit lagi karena Presiden Soeharto masih menerima Presiden Sri Lanka. 


Pada saat memasuki lift untuk menuju lantai 41, sempat terjadi insiden antara pengawal Rabin, yang berjumlah empat orang termasuk Kepala Mossad, dengan salah seorang pengawal Presiden Soeharto.


Pengawal Rabin kemungkinan besar tidak terlalu percaya kepada orang lain selain yang mereka kenal. 


Padahal pengawal Presiden Soeharto itu sudah dikenalkan oleh protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB.


Namun ketika akan turut mengawal Rabin, pengawal Rabin menolaknya untuk masuk lift yang sama. Akhirnya terjadi tarik-menarik.


Dalam gerakan refleks dan sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba menempelkan senapan otomatis Uzi yang berada di balik jasnya ke perut pengawal Indonesia. Ia juga mencengkeram leher belakang.


Pengawal Presiden Indonesia Letkol Sjafrie Sjamsoeddin (kini Menteri Pertahanan) tidak mau kalah gertak. 


Dengan sangat tangkas, Sjafrie mengeluarkan pistol Barreta dan menodongkannya ke perut paspampres Israel itu.


Melihat lawannya juga sama-sama keras, anggota Mossad tak berkutik dan perlahan-lahan menurunkan senjata Uzi-nya.


"Sorry, I understand," kata anggota Mossad itu.


Kelima pengawal itu akhirnya bersama-sama mengawal PM Rabin hingga ke lantai 41. 


Pengawalan terhadap PM Rabin agak luar biasa.


Tidak kurang dari 25 anggota Mossad berkeliaran di lobi sekitar satu jam menjelang kedatangan Rabin. 


Pertemuan antara Soeharto dan Rabin tidak lebih dari 15 menit saja.


Sumber: CNN

Komentar