Kebijakan Kartu Emas muncul bersamaan dengan sistem penjara dan deportasi bagi imigran dari negara berkembang. Kontras ini menunjukkan pergeseran drastis dalam kebijakan imigrasi AS—dari "Mimpi Amerika" yang menjanjikan kesempatan bagi pekerja keras, menjadi sistem penyaringan yang mengutamakan elit ekonomi.
Mengikis Esensi Sejarah Imigran AS
Sejarah pembangunan Amerika Serikat tidak lepas dari perjuangan dan kontribusi imigran dari berbagai latar belakang. Kebijakan seperti Kartu Emas dinilai secara tidak langsung menyangkal kontribusi para pendahulu yang membangun negara itu dengan kerja keras, bukan dengan modal besar.
Ironisnya, ketika infrastruktur dan layanan publik AS masih sangat bergantung pada tenaga imigran, pemerintah justru membuat kebijakan yang mempersulit mereka dan membuka pintu lebar-lebar bagi pemegang modal.
Mimpi Amerika yang Terkomodifikasi
Program Visa Kartu Emas mencerminkan kecenderungan berbahaya berupa komodifikasi kedaulatan negara dan hak-hak warga negara. Daya tarik sebuah negara seharusnya berasal dari kebebasan, peluang, dan penegakan hukumnya, bukan dari harga izin tinggalnya.
Pembuat kebijakan seharusnya fokus memperbaiki sistem imigrasi yang adil dan terbuka bagi semua orang yang pekerja keras dan berbakat, bukan membangun pintu eksklusif yang hanya dapat dilalui oleh 1% orang terkaya di dunia. Ketika Mimpi Amerika diberi label harga, esensi dasarnya sebagai simbol harapan dan kesempatan pun memudar.
Artikel Terkait
Viral Bendera Malaysia di Tenda Pengungsian Aceh: Fakta & Kontroversi
Foto Yunus Nusi di Kasino Singapura Viral, Warganet Kritik PSSI
Bahlil Klaim Listrik Aceh Pulih 97%, Warga Protes: Faktanya Masih 60% Gelap Gulita!
Kronologi Lengkap Mobil MBG Tabrak Siswa di Cilincing: Kecepatan 19,7 Km/Jam dan Sopir Salah Injak Pedal