Tepis Hilirisasi Nikel Ugal-ugalan, Luhut Ajak Cak Imin Kunjugi Weda Bay dan Morowali

- Rabu, 24 Januari 2024 | 18:00 WIB
Tepis Hilirisasi Nikel Ugal-ugalan, Luhut Ajak Cak Imin Kunjugi Weda Bay dan Morowali

" Terjadi perbaikan disana. Namun itu saja tidak cukup menurut saya. Saya sudah menjelaskan ada politeknik kita dirikan disitu. Sekali-kali kunjugilah ke politeknik itu. Menurut saya bagus dan guru-gurunya juga berkelas ada dari ITB dari UI yang kita ajak ngajar disana, dan langsung dipraktekkan disana bahkan dikirimkan ke tiongkok "akui Luhut.

Sementara itu menyikapi banyaknya TKA yang mendominasi industri tambang di Halmahera dan Morowali, Luhut mengaku, jumlah TKA disana hanya 10 sampai 15 persen, dan itu tidak bisa dilakukan karena TKI kita tidak mempunyai kualitas SDM untuk melakukan pekerjaan -pekerjaan khusus.

“Sekarang sudah mulai berkurang karena tenaga kerja kami sudah banyak yang dibor yang merupakan suatu proses yang harus dilalui, jangan kita munafik jangan kita membohongi publik dengan berita-berita palsu ,” ucap Luhut.

Selain menepis tuduhan Wakil Anis Baswedan itu, Luhut menyebutkan pernyataan mantan Menteri BKPM Tom Lembong bila harga nikel anjlok dalam kurun tiga tahun akibat tidak terkendalinya pasokan global sehingga merugikan RI.

Luhut mengajak Tom melihat data 10 tahun terakhir dari sirklus komoditi terjadi naik turun baik batu bara, nikel, timah maupun mas.

" Dari data 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu di US$ 15.000.bahkan pada periode 2014-2019.Priode hilirisasi kita lakukan harga rata-rata nikel itu hanya US$ 12.000 jadi saya tak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti itu, " kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan, Tom Lembong harus mengerti jika harga nikel tinggi maka orang akhirnya mencari bahan baku baterai kendaraan listrik Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: cakrawala.co

Halaman:

Komentar