Israel di Titik Nadir, Jadi Negara Paling Dikucilkan di Dunia!

- Rabu, 21 Mei 2025 | 08:35 WIB
Israel di Titik Nadir, Jadi Negara Paling Dikucilkan di Dunia!

Amerika mengetahui bahwa Israel adalah satu-satunya pihak yang tidak berupaya untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif.


Sebelumnya pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan kembalinya anggota senior delegasi perundingan dari ibu kota Qatar, Doha, sambil tetap mempertahankan staf teknis, setelah bersikeras melanjutkan perang pemusnahan di Gaza.


Surat kabar tersebut menekankan bahwa pernyataan dan langkah-langkah yang diambil saat ini terhadap Israel juga dapat menimbulkan dampak ekonomi yang serius. 


Inggris, misalnya, adalah salah satu mitra dagang terpenting Israel, dengan volume perdagangan sekitar 9 miliar pound sterling, menjadikannya mitra dagang terbesar keempat bagi Israel.


Perjanjian tersebut, yang mana London menunda negosiasi dengan Israel, sangat penting bagi industri teknologi tinggi dan seharusnya mencakup bidang-bidang yang sebelumnya tidak termasuk di dalamnya, menurut sumber yang sama.


Surat kabar tersebut menilai ancaman Eropa untuk membatalkan perjanjian kemitraan dengan Israel belum pernah terjadi sebelumnya. 


Meskipun Israel memperkirakan kemungkinan pembatalannya rendah, potensi kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan miliar, menjadikannya ancaman ekonomi yang sangat serius.


Selain itu, Perdana Menteri Perancis François Bayrou mengumumkan pada Selasa malam bahwa ketiga negara (Prancis, Inggris, dan Kanada) telah bersama-sama memutuskan untuk menentang apa yang terjadi di Jalur Gaza dan akan bersama-sama mengakui negara Palestina.


Ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dari tiga negara besar Barat ini dinilai sebagai pernyataan paling keras yang pernah dirumuskan terhadap Israel, menjadikannya "tampak sebagai negara paria di panggung internasional."


Media itu menyimpulkan bahwa Israel, dengan meningkatnya tekanan untuk menghentikan perang dan desakan mereka untuk melanjutkan perang, kini benar-benar terisolasi di panggung internasional. 


Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan mengenai posisi Israel di panggung internasional adalah reaksi Amerika terhadap perkembangan terkini.


Amerika Serikat, yang telah berulang kali mendukung dan membela Israel, kini tetap diam. 


Ini menimbulkan pertanyaan tentang posisi AS jika tuntutan untuk menghentikan perang sampai ke Dewan Keamanan PBB, dan apakah Washington akan menggunakan hak vetonya seperti yang dilakukan di masa lalu.


Meskipun pemerintahan Trump telah menyatakan dalam beberapa kesempatan bahwa mereka akan membela Israel, berbagai perkembangan dan meningkatnya ketegangan dapat mempengaruhi keputusan AS kali ini, sehingga meningkatkan ketidakpastian mengenai kesediaan Washington untuk melanjutkan dukungannya terhadap Israel di kancah internasional.


Sumber: Republika

Halaman:

Komentar