PARADAPOS.COM - TNI Angkatan Darat (TNI AD) mengungkap dua temuan pokok peristiwa ledakan saat pemusnahan amunisi afkir di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan hasil temuan tim investigasi akan dijadikan bahan evaluasi menyeluruh, khususnya dalam prosedur pemusnahan amunisi dan bahan peledak afkir atau kedaluwarsa.
Wahyu mengatakan evaluasi yang dilakukan TNI AD meliputi dua hal pokok yang ditemukan tim investigasi di lapangan.
Harus dilakukan tenaga profesional
Pertama, penyebab ledakan. Dia menjelaskan detonator yang dimusnahkan dalam peristiwa itu adalah detonator dalam kondisi expired atau afkir.
"Tentu kondisinya ada ketidakstabilan dari konstruksi, rentan, dan perlakuannya memerlukan perlakuan atau pembawaan yang hati-hati, memperhatikan kondisi dan suhu di medan maupun hal-hal teknis lain yang memicu resiko meledak, maka perlu dilakukan oleh tenaga profesional," kata Wahyu dalam keterangan tertulis, Selasa (27/5).
Keterlibatan sipil dalam pemusnahan amunisi
Kedua, penyebab korban dari masyarakat sipil.
Wahyu menjelaskan pelibatan masyarakat dalam kegiatan pemusnahan sebenarnya untuk kegiatan yang bersifat administrasi, seperti memasak dan menyiapkan logistik.
Selain itu, sipil dipekerjakan untuk kegiatan yang bersifat ringan, seperti menggali lubang dan melakukan pembersihan setelah peledakan dari residu-residu sisa ledakan.
Artikel Terkait
Kisah Pilu Kenzie Alfarizi: Bocah Jambi Hilang 2022, Diduga Dibawa Perempuan Tak Dikenal
Demo Ricuh di DPRD Kota Bogor, Mahasiswa Sorot Kinerja Sugeng IPW
Bilqis 4 Tahun Jadi Lebih Agresif Pasca Diculik: Kronologi & Proses Trauma Healing
Lippo Group Diduga Serobot Tanah Jusuf Kalla, 4 Jenderal TNI AD dan AL Dituding Bekingi