Viral Iklan Promosi Candi Borobudur Sindir Haji dan Umroh, MUI: Jangan Senggol Agama Lain

- Kamis, 05 Juni 2025 | 06:30 WIB
Viral Iklan Promosi Candi Borobudur Sindir Haji dan Umroh, MUI: Jangan Senggol Agama Lain


PARADAPOS.COM -
 Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis memperingatkan pihak-pihak yang membuat iklan promosi Candi Borobudur. Pasalnya iklan yang beredar di media sosial itu menyindir ibadah dalam agama Islam, yakni haji dan umroh. 

Melalui unggahan di akun X pribadinya, @cholilnafis, Senin 2 Juni 2025, ia menyoroti iklan yang menampilkan remaja wanita mengenakan kebaya dan berlatar belakang Candi Borobudur itu. Kyai Cholil mempertanyakan mengapa anak-anak disuruh mengucapkan kata-kata bernada sindiran terhadap agama lain. 

“Ini ko’ istilahnya umrah ya, yang disuruh ngomong anak-anak,” ujarnya. 

Kyai Cholil mempersilakan siapa pun mempromosikan wisata ke Borobudur. Tapi jangan menyinggung agama lain, sampai menyebut soal biaya umroh dan antrian haji. 

“Mau wisata ke Borobudur atau ke sungai silahkan suka-suka. Tapi juga jangan nyinggol agama lain yang puluhan juta umrah maupun yang antri haji ya suka-suka aja,” kata Kyai Cholil. 

Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Kalimulya, Depok, Jawa Barat ini menambahkan kebebasan beragam dilindungi di Indonesia. Namun semuanya harus kembali pada Pancasila sebagai dasar negara.

“Toh kita menganut bebas menjalankan ajaran agama masing-masing. Dasarnya Pancasila,” ucap Kyai Cholil. 

Sebelumnya di media sosial beredar video iklan promosi Candi Borobudur. Video berdurasi 1 menit 30 detik yang diunggah akun TikTok @Ngobrol Santai Indonesia itu menampilkan remaja wanita berkebaya dengan latar belakang Candi Borobudur. 

Terdapat pula tulisan "Rahayu Genersi Muda Mudi Harapan Ibu Pertiwi, Ini yg Dinamakan Kesadaran Bangsa Nusantara yg Sejati."

Para remaja itu mengucapkan kata-kata yang menyinggung haji dan umroh yang merupakan ibadah dalam agama Islam. Kata-kata yang diucapkan adalah: 

Punya keris kok takut, Sama kembang takut,

Bakar dupa kemenyan takut, Pakai blangkon ikat malu

Kebudayaan kita nggak kurang Tanah Suci, Leluhur kita udah wariskan Tanah Suci, Biaya wisata religi terjangkau

Orang-orang mah mau ke Tanah Sucinya kudu bayar puluhan juta, Kadang sampai antri, Kita mah modal sejuta udah bolak balik

Minimal umrah ke Pringgodani, Gunung Lawu, Candi Ceto, Candi Sukuh, Candi Borobudur Tanah Suci para leluhur.

Sumber: gbntop 

Komentar