Dari jumlah tersebut, 44.016 di antaranya dianggap berisiko punah. Selain Ikan Pari Jawa, spesies lain yang terancam mencakup penyu hijau yang dianggap 'terancam punah' di Pasifik Selatan Tengah dan 'rentan' di Pasifik Timur.
Penting untuk dicatat bahwa laporan ini juga mencatat keberhasilan upaya konservasi, seperti kijang bertanduk pedang yang berhasil keluar dari status 'punah di alam liar' menjadi 'terancam punah' berkat reintroduksi di Chad. Namun, tantangan baru seperti perubahan iklim tetap mengancam spesies-spesies tersebut.
Tidak hanya ikan pari yang terkena dampak kepunahan, tetapi secara global, seperempat spesies ikan air tawar beresiko punah. Pemanasan suhu, penangkapan ikan berlebihan, dan polusi menjadi faktor utama dalam penurunan populasi ikan air tawar.
Perubahan iklim berdampak pada setidaknya 17% spesies ikan air tawar yang terancam punah, menyebabkan penurunan permukaan air, intrusi air laut ke sungai karena kenaikan permukaan laut, dan perubahan musim. Ancaman lain termasuk polusi (57%), bendungan dan pengambilan air (45%), penangkapan ikan berlebihan (25%), serta spesies invasif dan penyakit (33%).
Baca Juga: Tsunami Aceh 2004: 19 Tahun Peringatan, Refleksi dan Kebaikan dari Kehancuran
Kathy Hughes, salah satu ketua kelompok spesialis ikan air tawar IUCN, menekankan bahwa ikan air tawar adalah lebih dari separuh spesies ikan yang dikenal di dunia. Meskipun ekosistem air tawar hanya mencakup 1% dari habitat perairan, keanekaragaman ini sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem dan jutaan orang yang bergantung pada perikanan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Proses Penobatan Pakubuwono XIV Masih Digodok, Keluarga Keraton Solo Cari Mufakat
Bayi 4 Tahun Diculik & Dijual Online: Kronologi Lengkap & 4 Tersangka Sindikat Jual Beli Anak
Underinvoicing Rp117 Ribu Jadi Rp50 Juta: Menteri Keuangan Bongkar Modus Baru Rugikan Negara
Profil Lengkap dr. Tifa: Riwayat Pendidikan, Kasus Ijazah Jokowi, dan Kontroversi