PARADAPOS.COM - Ekonom dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra menilai, kinerja perusahaan pelat merah atawa BUMN, masih banyak yang bobrok.
Akibat salah kebijakan yang menjadi tanggung jawab Menteri BUMN, Erick Thohir.
Bukan hanya kinerja keuangan yang didera tekor besar atau laba ambruk, namun pemilihan pengurus BUMN acapkali serampangan alias tak prudent.
Contoh paling nyata adalah keputusan Erick Thohir mengangkat terpidana 1,5 tahun kasus pencemaran nama baik, Silfester Matutina sebagai Komisaris Independen ID Food.
Suka atau tidak, kata Gede, kinerja BUMN sudah tak sehat sejak era Presiden Jokowi.
Ditambah, sikap Menteri Erick yang serampangan mengangkat direksi dan komisaris BUMN.
Termasuk yang itu tadi, Silfester Matutina yang dikenal sebagai Ketua Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet), pendukung Jokowi.
"BUMN sudah sangat tidak sehat. Tapi kultur yang tidak sehat ini dimulai di era Jokowi, sejak Menteri BUMN Rini Soemarno yang dilanjutkan Erick Tohir," ujar Gede, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Analisa Gede tak salah. Faktanya, banyaknya BUMN didera kesulitan keuangan.
Misalnya saja BUMN karya yang terbelit utang jumbo karena 'diwajibkan' menggarap proyek-proyek mercusuar era Jokowi.
Sebut saja, PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk, utangnya tembus Rp33,6 triliun per Juli 2025.
Ternyata, menggunungnya utang WIKA ini, karena wajib ikut konsorsium proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), proyek kebanggaan Jokowi.
Tak hanya itu, WIKA juga diwajibkan membangun sejumlah jalan tol yang masuk PSN (Proyek Strategis Nasional).
Meski secara hitung-hitungan bisnis, proyeknya tak layak digarap.
Artikel Terkait
Video Penistaan Al-Quran Viral: Analisis Bahaya dan 4 Langkah Bijak Menyikapinya
Bripda G Polda Sumut Penganiaya Pengendara Motor Didiagnosis Skizofrenia, Ini Faktanya
BGN Tak Hentikan 41 Dapur MBG Milik Putri Wagub DPRD Sulsel, Ini Kata Pejabat
Gibran Dapat Tugas Khusus Prabowo di KTT G20 2025: Ini Misi Diplomatiknya