Mereka menyoroti betapa cepat dan tegasnya otoritas AS bertindak saat ada ujaran kebencian yang menargetkan Yahudi atau kelompok lain.
Namun, saat Islam dan Muslim yang jadi sasaran, responsnya justru lemah atau lambat.
Seolah-olah, ada ketidakseimbangan yang nyata dalam penerapan hukum.
Retorika ekstremis seperti yang dilontarkan Gomez, yang menyerukan penghapusan Islam, kini tak lagi dianggap sekadar pandangan, melainkan sudah menjadi perang intelektual dan hasutan langsung terhadap sebuah agama dan para penganutnya.
Membiarkan hal ini berlarut-larut sama saja menciptakan lingkungan subur bagi kejahatan kebencian terhadap Muslim.
Mengusik Hati Miliaran Muslim Dunia
Aksi membakar Alquran ini tak hanya menyakiti hati miliaran Muslim di seluruh dunia, tapi juga dianggap sebagai penghinaan yang disengaja terhadap nilai-nilai dan kesucian mereka.
Ironisnya, Alquran adalah kitab suci yang juga memuat pujian kepada Nabi Isa dan ibunya, Maryam.
Sebelumnya, Gomez juga pernah membuat ulah dengan menyerbu pertemuan umat Islam di Texas.
"Saya tidak akan mengizinkan penerapan hukum Islam di sini, ini adalah negara Kristen, kembalilah ke 57 negara Islam Anda," ujarnya kala itu.
Aksi-aksi ini menunjukkan betapa dangkalnya pemahaman Gomez.
Ia tidak hanya gagal menghormati kebebasan beragama, tapi juga tidak memahami apa yang ia bicarakan.
Mungkin, sebelum berkoar-koar soal perang, ia perlu belajar sedikit tentang Islam dan isi kitab suci yang ia bakar.
Sumber: Inilah
Artikel Terkait
Listyo Sigit Naikkan Sejumlah Komjen, Ikrar Nusa Bhakti: Strategi Selamatkan Diri & Keluarga Jokowi?
Kejaksaan Diduga Tak Serius Eksekusi Silvester Matutina, DE JURE: Saling Lempar Tanggung Jawab Antara Institusi
Prabowo Gelar Rapat Malam, Mensesneg Beberkan Hasil yang Mengecewakan
Prabowo Terbang ke Mesir Malam Ini, Hadiri KTT Perdamaian Gaza