Massa Lempari Mako Brimob Kwitang Pakai Molotov, Polisi Pembunuh!

- Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:20 WIB
Massa Lempari Mako Brimob Kwitang Pakai Molotov, Polisi Pembunuh!


PARADAPOS.COM
- Bentrokan masih terjadi di area Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) tengah malam sekitar Pukul 23.49 WIB.

Massa yang didominasi driver ojol tampak meluapkan amarahnya ke kendaraan taktis maupun personel Brimob yang berjaga-jaga.

Dalam video yang diterima redaksi Suara.com, Pukul 23.49 WIB, massa masih melakukan pengepungan di area Mako Brimob.

Tampak pula massa melempari rantis Brimob dan personel polisi di sekitarnya.

"Brimob biadab," teriak massa.

Ada pula massa yang berteriak "polisi pembunuh."

Kamis, 28 Agustus 2025, menjadi hari kelabu bagi komunitas ojek online (ojol) di Jakarta.

Seorang rekan mereka, Affan Kurniawan, tewas secara tragis dan brutal di bawah roda kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Peristiwa yang terekam video amatir ini bukan sekadar kecelakaan, melainkan sebuah rentetan kejadian mengerikan yang dipicu oleh eskalasi kericuhan demo di jantung ibu kota.

Berikut adalah kronologi lengkap detik-detik mencekam yang merenggut nyawa Affan Kurniawan, berdasarkan kesaksian di lokasi dan informasi yang terhimpun.

Semua bermula dari aksi unjuk rasa besar di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan. Sejak sore hari, situasi mulai memanas.

Massa aksi yang mencoba merangsek masuk ke kompleks parlemen mendapat perlawanan dari aparat keamanan.

Tembakan gas air mata dan semprotan water cannon tak terhindarkan, memaksa massa mundur dan terpencar.

Kericuhan tidak berhenti di Senayan. Massa yang dipukul mundur menyebar ke beberapa titik di sekitarnya, termasuk kawasan Slipi, Semanggi, dan Pejompongan.

Kawasan-kawasan ini seketika berubah menjadi medan ketegangan antara aparat dan demonstran.

Di tengah kekacauan yang meluas hingga ke Pejompongan, aparat mengerahkan kendaraan taktis untuk membubarkan dan memecah konsentrasi massa.

Satu unit rantis Brimob jenis Barakuda terlihat aktif melakukan manuver, melaju di antara kerumunan warga dan demonstran yang memadati jalan.

Affan Kurniawan, yang saat itu mengenakan atribut ojol lengkap, berada di tengah situasi tersebut. Sebagai pekerja jalanan, ia terjebak dalam pusaran konflik yang tak terhindarkan.

Kesaksian kawan


Menurut kesaksian Didin Indrianto, rekan sesama ojol yang berada persis di samping korban, Affan terjatuh dari sepeda motornya akibat suasana yang panik dan kacau.

Posisinya yang terjatuh membuatnya berada tepat di jalur laju kendaraan rantis yang tengah bergerak.

Melihat Affan terkapar di aspal, massa di sekitar lokasi sontak panik. Mereka secara spontan berteriak histeris ke arah kendaraan rantis, berusaha memberi peringatan bahwa ada seseorang di bawah kolong mobil.

"Padahal sempat ditahan sama massa, sudah teriak ada gojek di bawah!" ungkap Didin.

Peringatan Diabaikan, Dilindas Dua Kali


Nahas, teriakan dan peringatan dari massa seolah tak digubris. Kendaraan lapis baja itu terus bergerak maju tanpa mengurangi kecepatan. Roda depan rantis tersebut melindas tubuh Affan, disusul oleh roda belakang.

"Tapi tetap enggak digubris. Dilindes abis sama dia sampai ban depan, ban belakang,” lanjut Didin, menggambarkan kengerian yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Setelah dilindas dua kali, tubuh Affan seketika tak bergerak. Insiden brutal tersebut memicu kemarahan dan kepanikan yang lebih besar di lokasi kejadian.

Tanpa menunggu bantuan medis, rekan-rekan ojol dan warga sekitar segera mengevakuasi tubuh Affan yang sudah tak berdaya.

Ia diangkat ke atas sepeda motor dan dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Namun, luka parah yang dideritanya membuat nyawanya tak tertolong. Tak lama setelah tiba di rumah sakit, Affan Kurniawan dinyatakan meninggal dunia.

Kabar duka ini dengan cepat menyebar melalui pesan berantai dan seruan solidaritas dari komunitas ojol, yang mengonfirmasi bahwa jenazah korban berada di kamar mayat RSCM.

Sumber: suara

Komentar