Kerusuhan saat ini terus berlangsung terutama di Mako Brimob Kuitang. Mahasiswa mulai bergerak.
Jakarta bukan hanya panas karena api, tapi karena amarah kolektif. Amarah kolektif anak bangsa.
Wahai Jenderal,… Ini Bukan Soal Politik, Ini Soal Harga Diri Bangsa, Ini bukan pemberontakan politik. Ini adalah protes terhadap sistem yang terlalu lama tuli dan terlalu banyak omon omon.
Omon omon untuk kesejahteraan rakyat, tapi ternyata hanya bagi bagi jabatan menteri dan komisaris atau pangkat dan tanda jasa pada para pendungnya.
Di satu sisi, rakyat dituntut taat pajak. Di sisi lain, pejabat hidup mewah tanpa malu.
Di satu sisi, koruptor bebas selfie dari balik jeruji, bahkan terpidana Silfester bebas melenggang mengancam orang sana sini, disisi lain rakyat diamcam masuk bui. Sampai kapan rakyat diam? Sampai kapan negara berpura-pura tidak mendengar?
Kemarahan rakyat kini merembak hampir keseantero kota kota besar di Indonesia. Kemarahan itu telah menghanguskan aset aset negara khususnya Polisi atau Partai Coklatkah?
Wahai Jendral….. Stop… Stop… Mengapa engkau menyalahkan Jendral? Karena banyak Jendral kini berseragam macam macam, mereka beratribut banyak, bahkan konon ada yang menjadi Partai Coklat.
Kini terlihat polisi mulai meninggalkan kantor-kantor mereka karena mereka yang dibenturkan ke rakyat sehingga menjadi lawan rakyat.
Polisi dikelas bawah menjadi korban kemarahan rakyat. Video-video memperlihatkan bahwa kantor-kantor kepolisian dibakar.
Wahai Jendral pemimpin kami, adakah ini usaha politik dari anda dan pembantu anda untuk menguasai kepolisian? Lembaga ini memang sudah menjadi institusi yang sangat kuat terutama selama 10 tahun kekuasaan Jokowi. Apakah ini berarti bahwa Jokowi mengendalikan institusi kepolisian?.
Wahai Jendral,… Kepolisian seolah menjadi institusi yang tidak bisa dikontrol sehingga sepangjang Pilpres hingga Pilkada yang lalu muncul sebutan “Parcok” atau partai coklat.
Institusi ini membantu menaikkan Prabowo-Gibran. Parcok juga diduga membantu menaikkan banyak kepala daerah terutama yang diinginkan oleh Jokowi dan Prabowo.
Kini agaknya Jendral kewalahan mengendalikan institusi kepolisian ini. Sehingga itu sebabnya Jendral memperkuat Kejaksaan dan bahkan menempatkan militer untuk mengawal dan memperkuat Kejaksaan, tapi mengapa Silfester masih terus melenggang? Kalau bukan Jokowi dibelakangnya lalu siapa? Andalah yang saat ini berkuasa
Wahai jendral yang masih merasa pemimpin kami. Inilah seruan kami. Jangan engkau kirim hanya aparat.
Kirimlah keadilan. Kirim reformasi, bersikan benalu yang ada disekiling anda. Kirim kepemimpinan.
Turunlah dekati rakyat bukan sebagai panglima, tapi sebagai pelayan bangsa. Karena jika hari ini negara tidak bergerak menyelesaikan akar masalahnya, maka negara akan terbakar oleh apinya sendiri.
Ingat Jendral, hari ini ada yang sedang bersorak dan bertepuk tangan. Mereka adalah Ternak ternak Mulyono. Mereka ada disekitar Anda, mereka adalah duri dalam daging Anda.
Mereka benalu yang menggerogoti dan membakar tubuh Anda. Mereka dulu pendukung fanatik Jokowi, kini seolah menjadi pendukung atau simpatisan Anda.
Wahai Jendral, api itu sudah mulai menyala… dimulai dari dalam…. Jangan tunggu membesar dan semakin membakar. ***
Artikel Terkait
Jet Tempur China Ini Akan Tingkatkan Kekuatan TNI AU di 2024!
MUI: Hentikan Saja Xpose Trans7 Tidak Cukup, Harus Ada Sanksi Lebih Tegas!
Menkeu Purbaya Blak-blakan Beberkan Isi WA Larangan Danai Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Ini Alasannya!
Mayat Pria Ditemukan di Toilet ITC Fatmawati, Mulut Bersimbah Darah!