Tidak Ada yang Ahli Gizi: Ini Latar Pendidikan Tiga Pimpinan BGN di Tengah Sorotan Kasus MBG

- Senin, 29 September 2025 | 07:10 WIB
Tidak Ada yang Ahli Gizi: Ini Latar Pendidikan Tiga Pimpinan BGN di Tengah Sorotan Kasus MBG


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak Januari 2025 bertujuan mulia, yakni memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang layak setiap hari sekolah.

Namun, hingga September 2025, program ini diwarnai oleh puluhan kasus keracunan. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sebanyak 8.649 anak Indonesia menjadi korban keracunan MBG.

Dari Pulau Jawa hingga Sumatra dan Kalimantan, insiden ini memicu kekhawatiran publik dan mendorong evaluasi besar-besaran terhadap sistem pengelolaan dapur MBG.

Sebagian besar kasus keracunan MBG terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi, dengan SDM yang masih minim pengalaman dan belum terbiasa memasak dalam skala besar.

Faktor lain seperti kualitas bahan baku, kondisi air, dan pelanggaran SOP turut memperburuk situasi.

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan perbaikan menyeluruh, mulai dari pelatihan koki hingga pemasangan alat sterilisasi dan CCTV di dapur MBG.

Di tengah sorotan publik, perhatian juga tertuju pada kepemimpinan Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program ini, yakni Kepala BGN Dadan Hindayana, Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya, dan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang.

Setelah ditelusuri, rupanya ketiga pemimpin BGN tidak memiliki keahlian di bidang gizi. Lalu, dari manakah latar pendidikan mereka? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Kepala BGN Dadan Hindayana


Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (Instagram/@kemensetneg.ri)

Dadan Hindayana menyelesaikan pendidikan strata satu di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1990, jurusan Proteksi Tanaman. Bidang ini berfokus pada pengendalian hama dan penyakit tumbuhan, dan menjadi fondasi awal keilmuannya di dunia pertanian dan ekologi.

Dadan melanjutkan studi magister di University of Bonn (Rheinischen Friedrich Wilhelms Universität Bonn), Jerman, pada tahun 1995 hingga 1997. Di sana, Dadan mendalami bidang Entomologi Terapan, yaitu ilmu tentang serangga dan peranannya dalam ekosistem pertanian.

Gelar doktor (PhD) diraihnya dari Leibniz Universität Hannover, Jerman, pada tahun 2000. Fokus penelitiannya tetap berada di ranah entomologi, khususnya keanekaragaman serangga dan proteksi tanaman.

Dadan dikenal aktif meneliti peran fungsional serangga dalam ekosistem, termasuk di lahan reklamasi tambang.

Meski kini memimpin lembaga yang berfokus pada gizi, latar pendidikan Dadan Hindayana berasal dari dunia pertanian dan entomologi.

2. Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya


Brigjen Pol Sony Sonjaya (Instagram)

Brigjen Pol Sony Sonjaya merupakan perwira tinggi Polri yang memulai kariernya sebagai lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.

Pendidikan di Akpol membekalinya dengan dasar-dasar hukum pidana, manajemen keamanan publik, dan strategi penegakan hukum.

Setelah lulus, ia menjalani berbagai penugasan di bidang reserse dan intelijen, yang memperkuat kompetensinya dalam pengawasan dan investigasi.

Usai menyelesaikan pendidikan dasar kepolisian, Sony melanjutkan pengembangan profesional melalui berbagai pendidikan lanjutan di lingkungan Polri dan luar negeri.

Sony mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, yang merupakan jenjang pendidikan strategis bagi perwira menengah, serta Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) untuk penguatan wawasan kebangsaan dan kepemimpinan lintas sektor.

Di Lemhannas, ia mendalami isu-isu strategis terkait ketahanan pangan dan distribusi logistik nasional.

Sony juga memiliki latar pendidikan tambahan di bidang hukum dan intelijen, yang diperoleh melalui pelatihan khusus di Divisi Hukum Polri dan Badan Intelijen Keamanan.

Sony pernah menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum dan Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus di Polda Jawa Barat, serta Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN sebelum diangkat sebagai Wakil Kepala BGN.

3. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang


Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang. [ANTARA/Anita Permata Dewi]

Nanik S. Deyang lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 3 Januari 1968. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), tepatnya di Fakultas Biologi, dan tergabung sebagai alumni angkatan 1984.

Meski latar akademiknya berasal dari ilmu biologi, karier profesional Nanik justru berkembang di dunia jurnalistik dan komunikasi publik.

Setelah menyelesaikan kuliah, Nanik memulai karier sebagai wartawan di Tabloid Bangkit, bagian dari grup Kompas Gramedia.

Nanik kemudian mendirikan dan memimpin Kelompok Media Peluang (KMP), yang membawahi berbagai media seperti majalah Femme, tabloid Info Kecantikan, Info Kuliner, Peluang Usaha, dan The Politic.

Latar pendidikan biologi Nanik memberi dasar pemahaman ilmiah, namun keahliannya berkembang di bidang komunikasi strategis dan advokasi sosial.

Nanik aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.

Kedekatannya dengan isu sosial dan politik mengantarkannya ke posisi Wakil Kepala BGN, di mana ia kini bertanggung jawab atas komunikasi publik dan penanganan krisis dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sumber: suara
Foto: Tiga pimpinan Badan Gizi Nasional (BGN)

Komentar