Meski ditempatkan di sel isolasi, program pembinaan bagi Ammar Zoni tidak dihentikan. Kegiatan keagamaan dan pengembangan kepribadian tetap berjalan, namun disesuaikan dengan kondisinya. Kegiatan keagamaan dilakukan di dalam ruangan masing-masing. Setiap hari, narapidana diberikan waktu sekitar satu jam untuk keluar sel, misalnya untuk berolahraga ringan atau berangin-angin.
Selama di dalam sel, Ammar Zoni dan narapidana lainnya akan mendapat pendampingan dari konsultan pembinaan. Konsultan ini akan memantau kondisi serta perilaku mereka secara berkala dengan tujuan mendorong perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.
Penilaian Nasib Ammar Zoni ke Depan
Nasib Ammar Zoni selanjutnya akan ditentukan melalui proses asesmen yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Hasil asesmen ini menjadi penentu apakah level pengamanannya bisa diturunkan atau tidak. Jika hasil asesmen menunjukkan perubahan perilaku yang baik, maka level pengamanannya bisa diturunkan. Sebaliknya, jika belum menunjukkan perubahan, mereka akan tetap ditempatkan di sel super maksimum.
Rika Aprianti menegaskan bahwa penempatan di sel isolasi ini bukan semata untuk hukuman, melainkan bagian dari strategi pembinaan terukur bagi narapidana berisiko tinggi. Prinsipnya, keamanan dan pembinaan harus berjalan seimbang. Melalui sistem ini, diharapkan para narapidana bisa berubah menjadi lebih baik.
Artikel Terkait
Terungkap! 5 Modus Tambang Ilegal di Indonesia dan Cara Mereka Mengelabui Hukum
Febrianto Ketakutan Usai Bunuh Anti Puspita Sari, Mengaku Dihantui Arwah Wanita Hamil yang Minta 4 Hal Ini
Jusuf Kalla vs Silfester: Akar Konflik yang Tak Kunjung Damai
Benarkah Menkeu Sri Mulyani Diteror? Simak Fakta Penjagaan Provos TNI di Kediamannya