Alih-alih bekerja sama, kekompakan partai politik di tubuh Kabinet Merah Putih justru berpotensi merenggang. Banyak parpol yang tidak mau hasil kerja kerasnya digunakan untuk memenangkan ambisi Gibran 2 periode.
Gerakan ini diibaratkan pisau bermata dua karena dapat merugikan Gibran sendiri. Sepanjang empat tahun ke depan, publik akan menilai setiap tindakan Gibran sebagai manuver untuk meraih hati masyarakat demi melenggang ke periode kedua.
Strategi Prabowo dan Konsensus Nasional
Dino juga menyinggung strategi Prabowo menggaet Gibran di era kampanye yang bertujuan mencegah Jokowi masuk jajaran Megawati dan Ganjar. Namun pada 2029, Prabowo diprediksi tak lagi mendapat suara dari parpol Jokowi seiring memudarnya eksistensi Jokowi.
Lebih lanjut, Dino menyebut adanya konsensus nasional tidak resmi bahwa berbagai kalangan—mulai dari purnawirawan TNI, birokrasi, parpol, hingga mahasiswa—paling tidak menginginkan prospek Gibran menjadi presiden sebelum periode sekarang berakhir.
Saran untuk Gibran: Fokus Kerja Nyata
Dino menegaskan, jika Gibran ingin menjabat wakil presiden dua kali berturut-turut, maka harus lebih hebat dari para pendahulunya seperti Bung Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono, hingga Yusuf Kalla.
Ia menyarankan agar Gibran fokus bekerja keras membangun kepercayaan publik dengan menghasilkan kerja nyata yang berdampak bagi masyarakat dan negara.
"Itu aset yang paling besar dalam politik dan ini hanya bisa dilakukan dengan ketulusan dan konsistensi. Bukan dengan gimmick, bukan dengan lagu yang memuja diri sendiri," pungkas Dino.
Artikel Terkait
BMKG: Puncak Musim Hujan 2025-2026 Diperkirakan Desember-Januari, Waspada Hujan Ekstrem
Rob Jetten, PM Termuda & Gay Pertama Belanda, Pimpin Kemenangan Tipis D66
BMKG: Puncak Musim Hujan Desember 2025-Januari 2026, Waspada Banjir & Longsor
Hasil Tes Urine Onadio Leonardo Positif Ganja dan Ekstasi: Kronologi & Fakta Terbaru