Siap Hadapi Konfrontasi
Sementara itu masih mengutip Al Mayadeen Net, Kepala Departemen Hubungan Luar Negeri Hamas Ali Baraka, menekankan, Brigade Rafah memang belum terlibat dalam perang yang sedang berlangsung, namun mereka siap menghadapi potensi konfrontasi.
Brigade Rafah akan memanfaatkan pengalaman yang diperoleh dari pertempuran sebelumnya. Dia memperingatkan bahwa setiap invasi Israel ke Rafah akan mengakibatkan kerugian besar dalam hal personel dan aset militer.
Mengomentari perang terowongan, Baraka menegaskan bahwa IOF tidak dapat masuk dan bertindak ofensif di dalam jaringan terowongan Hamas. Dia lebih lanjut merinci bahwa para pejuang Palestina menggunakan terowongan tersebut untuk melakukan operasi, dengan jaringan yang tersebar di bawah tanah dari Utara ke Selatan, memastikan bahwa musuh terkejut dengan persenjataan Palestina.
Pejabat tinggi Hamas mengatakan bahwa musuh mengalami dua kejutan dalam pertempuran yang sedang berlangsung ini. Yang pertama terjadi pada 7 Oktober, dan beberapa hari lalu terjadi pengunduran diri Aharon Haliva, Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Aman, yang mengakui kegagalannya mengantisipasi serangan diam-diam Hamas ke wilayah Israel. Kejutan kedua adalah kekuatan tak terduga yang ditunjukkan oleh pasukan perlawanan dalam pertempuran darat.
Mengenai kemampuan militer Hamas, Baraka menegaskan bahwa Perlawanan Palestina telah beralih ke manufaktur lokal dan telah memanfaatkan waktu secara efektif. “Selama 10 tahun terakhir, persiapan telah dilakukan untuk pertempuran ini, dan perlawanan mendapat manfaat dari pengalaman sekutu di Suriah dan Iran, yang membantu dalam transfer teknologi militer,” tegasnya. []
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA