Adhi Karya (ADHI) Resmi Terapkan Sistem Manajemen Terintegrasi untuk Efisiensi Operasional
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah secara resmi menetapkan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT). Kebijakan ini menjadi landasan strategis bagi perusahaan untuk menyatukan berbagai sistem manajemen berbasis ISO yang sebelumnya dikelola secara terpisah oleh masing-masing unit bisnis.
Melalui Surat Keputusan Direksi (SKD) tentang Kebijakan SMT, Adhi Karya merancang pendekatan baru yang lebih efektif dan terkoordinasi. Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan integrasi penuh terhadap seluruh proses bisnis, dokumentasi, serta mekanisme audit internal dan eksternal ke dalam satu kerangka kerja yang komprehensif.
Komitmen Adhi Karya terhadap Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi ini merupakan bentuk komitmen kuat Adhi Karya dalam mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas di setiap proses bisnisnya. Entus menegaskan bahwa integrasi sistem manajemen menjadi fondasi bagi perusahaan untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan memastikan semua aktivitas operasional berjalan sesuai dengan standar tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
MyPertamina Fair 2025: Tukar Poin MyPertamina & Menangkan Grand Prize Yamaha R25, Vespa, iPhone 17
Indonesia Siapkan Lahan 15.000 Hektare untuk Proyek Pertanian Palestina di Kalimantan
Mentan Cabut Izin 190 Pengecer Pupuk: Langkah Tegas Hapus Mafia Pupuk & Lindungi Petani
Proyeksi Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp 5.400 Triliun di 2030, QRIS Jadi Penggerak