Habib Rizieq Minta Polisi Usut 5 Korban Luka Sabetan Sajam

- Kamis, 24 Juli 2025 | 05:25 WIB
Habib Rizieq Minta Polisi Usut 5 Korban Luka Sabetan Sajam



PARADAPOS.COM  -- Habib Rizieq Shihab secara tegas meminta penegakan hukum terhadap lima orang yang dirawat di rumah sakit usai menjadi korban luka akibat sabetan senjata tajam dalam bentrokan pengajian di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu malam (22/7/2025).

"Saya sampaikan pak Kapolres, pak Dandim bahwa ada korban 5 orang yang terluka akibat sabetan senjata tajam, dan saya minta diproses secara hukum," ujarnya saat melanjutkan ceramah di tengah situasi yang kembali tegang dan menuntut keadilan.

Malam pengajian yang berlangsung pada Rabu (23/7/2025) awalnya berjalan khidmat, namun seketika berubah menjadi mencekam ketika ribuan jamaah menyambut Habib Rizieq dan diliputi ketegangan saat ormas pro dan kontra saling berhadapan.

Kemudian ketika kerumunan dari PWI‑LS mencoba memasuki area ceramah, simpatisan FPI merespons dengan perlawanan.


Bentrokan berlangsung singkat tetapi intens; lemparan batu dan botol menjadi pendahulu, sebelum akhirnya senjata tajam keluar dan menyeret lima orang dalam pusaran kekerasan fisik yang memicu korban berdarah.

Luka-luka yang diderita cukup serius dan memerlukan perawatan darurat di rumah sakit setempat.

Habib Rizieq, dengan nada tegas dalam ceramahnya, menegaskan perlunya aparat kepolisian mengambil tindakan hukum tegas terhadap pelaku sabetan.

Ia menyoroti pentingnya keadilan bagi korban dan meminta aparat tidak hanya berfokus meredam kerusuhan, tetapi juga mengusut tuntas identitas dan motif pelaku senjata tajam dalam insiden tersebut.

Pernyataan ini menggambarkan dorongan kuat agar fenomena kekerasan ormas tidak dibiarkan berlalu tanpa konsekuensi hukum yang jelas.

Saksi mata menyebut kekacauan hanya berlangsung sekitar 15 menit, namun dampaknya memicu trauma dan kekhawatiran akan keamanan publik.


Ratusan aparat segera dikerahkan usai insiden untuk menstabilkan situasi, sementara lima korban segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Hingga dini hari, aparat tetap siaga dan mengintensifkan penjagaan agar bentrokan susulan tidak terjadi kembali.


Penyelidikan resmi atas bentrokan ini juga telah dilancarkan.

Polisi mulai mengumpulkan keterangan dari para korban, saksi, warga setempat, panitia acara, dan anggota ormas yang terlibat, guna mengurai siapa yang membawa senjata tajam dan memicu tindakan kekerasan.

Fokusnya kini tidak hanya soal siapa memulai kontak fisik, tetapi juga bagaimana senjata tajam bisa dibawa ke lokasi keagamaan, dan bagaimana pertanggungjawaban hukum dijalankan terhadap pelaku.

Insiden ini menggarisbawahi peningkatan intensitas kekerasan ormas dalam agenda keagamaan yang seharusnya menjadi ruang damai dan spiritual.

Lebih dari itu, krisis ini menuntut aparat tidak hanya hadir sebagai penengah dan pengaman, tetapi juga sebagai penegak hukum yang objektif dan tegas, memastikan tidak ada pihak yang kebal hukum.

Permintaan Habib Rizieq agar kasus ini diusut tuntas bisa menjadi momentum bagi otoritas untuk menunjukkan komitmen pada supremasi hukum dan keadilan, sekaligus menegaskan bahwa kegiatan keagamaan bukan tempat untuk melancarkan kekerasan atau intimidasi setiap pihak.

Rekaman video dan kesaksian warga yang tersebar di media sosial memperjelas urgensi tindakan.

Kini publik menanti hasil penyidikan, termasuk apakah akan ada tersangka dari pihak yang membawa senjata serta bagaimana aparat merespons secara proporsional terhadap permintaan resmi dari tokoh agama terkemuka tersebut

Sumber: Wartakota 

Komentar