Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski mengungkapkan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva merasa "ngeri" mendengar banyaknya korban jiwa. Pemerintah federal juga terkejut karena operasi sebesar itu dilakukan tanpa sepengetahuan mereka. Lewandowski menekankan perlu penyelidikan terhadap tindakan aparat di lapangan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut menyatakan keprihatinan mendalam melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric. PBB menekankan bahwa penggunaan kekuatan oleh polisi harus mematuhi hukum dan standar hak asasi manusia internasional, serta mendesak dilakukannya penyelidikan menyeluruh.
Pembelaan Pemerintah Rio
Gubernur Negara Bagian Rio Claudio Castro membela operasi tersebut dengan menegaskan semua korban adalah penjahat dan tidak ada warga sipil yang tewas. "Saya rasa tidak ada orang yang berjalan-jalan di hutan pada hari konflik," katanya. Castro menyebut aksi geng narkoba sebagai bentuk "narkoterorisme" yang harus ditindak tegas.
Konteks Kekerasan Polisi di Brasil
Kekerasan dalam operasi polisi bukan hal baru di Brasil. Data tahun 2024 menunjukkan sekitar 700 orang tewas dalam operasi polisi di Rio, atau rata-rata dua orang per hari. Kritik juga muncul karena operasi besar seperti ini sering terjadi menjelang acara internasional penting.
Rio de Janeiro dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT Walikota Dunia C40 dan Penghargaan Earthshot Pangeran William pekan depan, disusul KTT Iklim PBB COP30 di Belem pada 10 November mendatang.
Artikel Terkait
Momen Viral PM Jepang Sanae Takaichi Dekati Prabowo di KTT APEC 2025, Ini Isi Pidato Tolak Serakahnomics
Tragedi El Fasher: Pembantaian Etnis dan Pengungsian Massal di Sudan
Resolusi PBB Sahkan Otonomi Sahara Barat di Bawah Maroko, Dukungan AS Kunci Kemenangan Diplomatik
Pangeran Andrew Dicabut Gelar Kerajaan: Fakta Terbaru Kasus Epstein