Alih-alih menciptakan pemerataan ekonomi, kebijakan semacam ini justru dapat memperkuat cengkeraman oligarki dalam berbagai sektor kehidupan.
Pertemuan antara Prabowo dan para taipan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dalam pengambilan kebijakan.
Bagaimana pemerintah memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan kelompok bisnis tertentu?
Apakah ada mekanisme untuk memastikan bahwa program yang dirancang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan hanya menguntungkan segelintir elite ekonomi dan politik?
Demokrasi vs. Oligarki
Salah satu tantangan terbesar dalam pemerintahan Prabowo adalah bagaimana ia menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan nilai-nilai demokrasi.
Jika pemerintah terlalu bergantung pada konglomerat dalam menjalankan program-program strategis, maka kebijakan negara bisa dengan mudah dikendalikan oleh kepentingan bisnis. Ini bukan sekadar ancaman bagi ekonomi, tetapi juga bagi demokrasi itu sendiri.
Demokrasi yang sehat membutuhkan keseimbangan kekuatan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Jika pengambilan keputusan terlalu dipengaruhi oleh para taipan, maka ruang bagi partisipasi publik akan semakin menyempit.
Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama dalam setiap kebijakan ekonomi yang diambil.
Kesimpulan: Harapan atau Ancaman?
Pertemuan antara Prabowo dan delapan pengusaha besar ini menandai babak baru dalam hubungan antara pemerintah dan sektor bisnis di Indonesia.
Jika dikelola dengan baik dan transparan, kerja sama ini dapat menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Namun, jika kepentingan oligarki lebih dominan, maka ini bisa menjadi ancaman serius bagi demokrasi dan keadilan sosial di Indonesia.
Masyarakat harus tetap kritis dan waspada terhadap setiap kebijakan yang lahir dari hubungan erat antara politik dan bisnis.
Pemerintah harus menunjukkan komitmen yang kuat dalam memastikan bahwa kebijakan ekonomi benar-benar berpihak pada rakyat, bukan hanya pada segelintir elite yang telah lama menguasai sumber daya negara.
Jika tidak, pertemuan ini hanya akan menjadi satu lagi bukti bahwa oligarki semakin mengukuhkan cengkeramannya di negeri ini. ***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Nasib Rumah Tangga Hilda Pricillya & Pratu Risal Usai Video Syur 8 Menit Viral, Begini Kondisinya Sekarang
Kepsek Dicopot! Pelajar SMA Ini Dilarang Ujian Gara-gara Tunggakan SPP, Netizen Geram
Erick Thohir Meminta Maaf, Tapi Masyarakat Masih Kecewa? Ini Kata Publik
Prabowo Tegaskan Tak Bayar Utang Kereta Cepat, Warisan Proyek Jokowi Tetap Jalan