PARADAPOS.COM - Warga Kecamatan Cibalong, Agus Setiawan memberi kesaksian soal ledakan pemusnahan amunisi tidak layak di Garut, Senin, (12/5).
Agus merupakan kakak kandung Rustiawan, yang turut menjadi korban tewas bersama 12 orang lain dalam tragedi tersebut.
Menurut Agus, rekan-rekannya ikut bekerja di lokasi peledakan milik TNI tersebut dengan diupah Rp150 per hari.
"(Buka) Peluru kecil, buka selongsong. Diupah per hari Rp150 ribu," ujar Agus.
Lelaki asal Kampung Cimerak itu juga membantah soal isu warga memulung besi-besi amunisi untuk kemudian dijual kembali di lokasi pemusnahan amunisi TNI.
Mereka, kata Agus, ikut bekerja di lokasi peledakan saat datang barang-barang yang hendak dimusnahkan.
"(Kerjanya) Paling 12 hari beres. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong. Kami bekerja, kuli," katanya.
Agus juga menjelaskan perihal video viral pemotor mendekat ke lokasi kejadian, usai terjadinya peledakan amunisi.
Agus membenarkan jika momen tersebut berlangsung di hari saat kejadian, namun berbeda momen dengan peristiwa meledaknya detonator yang menyebabkan korban jiwa itu.
Momen itu terjadi, ketika pihak TNI melakukan peledakan amunisi tidak layak pakai.
Setelah peledakan selesai, para pemotor yang viral itu berburu besi dan sisa-sisa amunisi yang terbakar.
Artikel Terkait
Chiko Raditya Ditahan, Tersangka Kasus Video Syur AI Siswi SMAN 11 Semarang: Kronologi & Ancaman Hukuman
Viral! PBNU Kecam Keras Gus Elham, Tegaskan Dakwah Harus Jaga Martabat
Mahfud MD Tegaskan Tak Pernah Sebut Ijazah Jokowi Asli atau Palsu
Cara Menulis Artikel SEO yang Efektif: Panduan Lengkap untuk Pemula