Erina Gudono ikut menyuarakan gerakan rakyat melalui unggahan di media
sosial dengan simbol warna pink dan hijau.
Aksi dari istri Kaesang Pangarep sekaligus menantu mantan Presiden Joko
Widodo sontak menuai sorotan di media sosial.
Dalam postingannya, Erina menuliskan kalimat, "Small act of kindness yang
bisa kita lakukan hari ini," dengan font berwarna pink.
"Beli dagangan UMKM di dekat rumah atau pesan via aplikasi online,"
lanjutnya, dengan font warna hijau.
Erina juga membagikan informasi penting berupa beberapa kontak darurat dari
lembaga negara seperti Komnas HAM hingga LPSK agar mudah diakses publik.
ente part of the problem blokkkk pic.twitter.com/KYgHPCGyLD
— #1312 #ResetIndonesia (@adolezence) September 2, 2025
Tulisannya menggunakan font berwarna pink di atas latar belakang hijau.
Alih-alih menuai pujian, unggahan Erina justru memicu hujatan tajam dari
warganet yang menilai aksinya hanya pencitraan semata.
Salah satu komentar pedas datang dari warganet yang menuliskan, "Buat
pemerintah beserta keluarga rezim, PENUHI gugatan 17 8."
"Temui rakyat lo yang demo di jalan, kasih tahu ke pasangan, ortu, atau
mertua lo buat DENGARIN suara rakyat. Gak butuh instastory repost/template
dari lo," lanjut warganet tersebut.
Ada pula komentar yang menyindir keras Erina yang merasa bahwa dirinya warga
sipil, padahal dia termasuk target masyarakat.
Tidak berhenti di situ, kritik lain menyinggung status Erina sebagai adik
ipar dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Kamu sebenarnya bisa langsung bilang ke Gibran dan ke mertua kamu soal
kekacauan ini, tapi tidak," tulis warganet.
"Kamu malah pilih gaya pencitraan dan menikah masuk ke keluarga Jokowi.
Nikmatin tuh uang haram. Ya Allah, istigfar, Marie Antoinette."
Sindiran personal juga turut bermunculan, menyinggung isu yang ramai
menyebut bahwa Erina Gudono memiliki mau ketiak.
Penggunaan simbol warna pink dan hijau sendiri dalam beberapa hari terakhir
bukan sekadar pilihan estetika, melainkan bagian dari simbol penting gerakan
rakyat dengan tuntutan 17 8.
Warna pink dalam gerakan ini dikenal dengan sebutan "Brave Pink" yang
melambangkan keberanian lahir dari kasih sayang, terinspirasi dari sosok ibu
berkerudung pink bernama Ana.
Ibu Ana menjadi simbol perlawanan setelah terekam berdiri di garis depan
saat demonstrasi 28 Agustus 2025 di depan Gedung DPR, tetap lantang berorasi
meski diselimuti gas air mata.
Sosok ibu tersebut menjadikan kerudung pink yang dia kenakan sebagai simbol
keberanian rakyat kecil untuk menolak tunduk pada ketakutan.
Sementara warna hijau dalam gerakan ini dimaknai sebagai "Hero Green" atau
harapan dari pengorbanan rakyat kecil yang gugur dalam perjuangan.
Makna hijau ini muncul setelah Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek
online, tewas tertabrak kendaraan taktis aparat ketika sedang mengantarkan
pesanan di tengah kericuhan demonstrasi.
Jaket dan helm hijau yang dikenakan Affan kemudian menjadi simbol duka dan
pengingat akan pengorbanan rakyat kecil dalam memperjuangkan keadilan.
Dengan demikian, kombinasi warna pink dan hijau bukan sekadar tren,
melainkan simbol perjuangan rakyat yang lahir dari keberanian, kasih sayang,
harapan, dan pengorbanan.
Namun keikutsertaan Erina Gudono dalam gerakan ini justru dianggap
kontradiktif oleh banyak pihak karena statusnya sebagai bagian dari keluarga
elite politik yang sedang dituntut rakyat.
Banyak warganet menilai bahwa postingan Erina tidak menyentuh substansi
tuntutan, melainkan hanya menjadi bagian dari performa simbolis tanpa aksi
nyata.
Serangan komentar pun terus berdatangan di berbagai platform, menjadikan
nama Erina Gudono trending di jagat maya.
Kritik itu memperlihatkan jarak yang semakin lebar antara suara rakyat di
jalanan dengan sikap keluarga pejabat yang memilih berekspresi melalui media
sosial.
Sumber:
suara
Foto: Erina Gudono Panen Hujatan Usai Ikut Gerakan Pink Hijau (instagram)
Artikel Terkait
Helikopter yang Hilang Kontak Ditemukan di Kalsel
BRUTAL! Pria Ini Jadi Korban Salah Sasaran Polisi Saat Demo Bandung: Niat Cuman Lewat, Malah Digebuk
Demo 4 September di DPR: Abigail Limuria Pimpin Penyerahan Simbolis 17+8 Tuntutan Rakyat
Kasus Dosen Sejarah UPI Hilang Misterius, Keluarga Ambil Motor Terparkir di Cikole