"Kontrak ini membuka jalan bagi Angkatan Laut Indonesia untuk menjadi pelanggan ekspor pertama senjata berpemandu yang dikembangkan oleh Turki," terangnya.
Baca Juga: Usai Perbaikan Gangguan Listrik Aliran Atas di Stasiun Cakung, Terjadi Kepadatan Lintasan Kereta
Untuk diketahui, Atmaca (Hawk) adalah peluru kendali anti-kapal pertama yang dikembangkan di dalam negeri Turki untuk mengurangi ketergantungan Angkatan Laut Turki pada AGM-84 Harpoon.
Rudal ini dikembangkan bersama oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan Aselsan, serta produsen mesin turbin Kale Arge. Pengerjaan program ini dimulai pada tahun 2009.
"PT Republik Defensindo adalah perantara lokal sistem persenjataan di Indonesia," bebernya.
Setiap peluru Atmaca berbobot 750 kg, dan terdiri dari badan pesawat rudal sepanjang 5,2 m dengan lebar sayap 1,4 m, dan hulu ledak berdaya ledak tinggi 220 kg.
"Rudal tersebut dapat menyerang sasaran pada jarak lebih dari 220 km," sambungnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA