Kemudian, nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh sisi fundamental dan teknikal.
Sisi fundamental menurutnya rupiah bisa menguat, diukur dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi terkendali, defisit transaksi berjalan serta suku bunga.
"Selama ini dan kita meyakini kalau melihat fundamental kita akan rupiah sebetulnya bisa lebih rendah dari Rp16 ribu, inflasi kita lebih rendah, 2,8 persen dibandingkan AS yang tinggi negara-negara lain juga tinggi," bebernya.
Namun di sisi lain, ada berbagai persoalan yang menjadi sentimen negatif terhadap rupiah. Antara lain ketidakpastian mengenai suku bunga acuan AS dan ketegangan geopolitik serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan.
"Nah persepsi ini kan faktor-faktor teknikal jangka pendek," ungkap Perry. "Apakah BI meyakini rupiah ke depan menguat? Yes, fundamentalnya akan menguat.
Tapi dari gerakan bulan ke bulan faktor-faktor informasi sentimen akan membuat volatilitas naik turun naik turun," katanya
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA