PARADAPOS.COM -Penulisan ulang sejarah yang saat ini tengah dilakukan Menteri Kebudayaan Fadli Zon berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan dan mengaburkan makna sejarah itu sendiri.
Hal ini disampaikan analis komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensat seperti dikutip redaksi melalui akun X miliknya, Minggu 22 Juni 2025.
Dia menilai, berbagai kontroversi yang muncul di tengah proses revisi menunjukkan bahwa publik tidak siap menerima perubahan narasi sejarah yang belum sepenuhnya transparan.
"Penulisan revisi sejarah yang saat ini sedang dilakukan sebaiknya dihentikan sementara hingga prosesnya lebih baik dan dipercaya publik," ujarnya.
Menurut Hensat, sejarah bukan sekadar kumpulan data masa lalu, tetapi juga refleksi jujur dari perjalanan bangsa yang menyangkut memori kolektif rakyat.
Oleh karena itu, setiap upaya perombakan narasi sejarah harus dilakukan dengan hati-hati, terbuka, dan melibatkan sebanyak mungkin kalangan mulai dari sejarawan, akademisi, hingga masyarakat sipil.
"Dengan berbagai kontroversi yang muncul saat ini, apapun hasilnya akan kehilangan kredibilitas sebagai sebuah tulisan sejarah," tegas pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Terancam Dipidana, Dr Tifa Berkaca Kisah Gus Nur: Penjara Tidak Bisa Membungkam Hati Nurani
Hasto Kembali Sekjen, PDIP Dinilai Tidak Pro Pemberantasan Korupsi
Tom Lembong Mengaku Gelisah Usai Terima Abolisi dari Presiden Prabowo, Ada Apa?
Hasto jadi Sekjen Lagi Memperburuk Citra PDIP