Soal Tudingan Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka, Hensa Minta UGM Bersuara

- Jumat, 27 Juni 2025 | 02:15 WIB
Soal Tudingan Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka, Hensa Minta UGM Bersuara



PARADAPOS.COM  – Analis komunikasi politik Hendri Satrio atau Hensa, menanggapi sorotan publik terkait dugaan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut-sebut dicetak di Pasar Pramuka. 

Ia menilai, polemik ini membutuhkan respons tegas dan cepat dari Universitas Gadjah Mada (UGM) selaku institusi penerbit ijazah Jokowi.

Menurut Hensa, ketidakjelasan sikap UGM hingga saat ini justru bisa berdampak buruk terhadap reputasi kampus tersebut sebagai lembaga pendidikan tinggi ternama.

"Menurut saya, ini akan merugikan UGM jika tidak merespons polemik ijazah Jokowi ini dengan serius, apa lagi sampai disebut dicetak di Pasar Pramuka, harus dibuktikan dengan cepat," kata Hensa dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (27/6/2025).



Hensa menilai, saat ini merupakan momentum tepat bagi UGM dan Jokowi untuk muncul bersama guna menyelesaikan isu ini secara terbuka agar tidak berkembang menjadi narasi liar di masyarakat.

Dari sisi komunikasi politik, Hensa menilai absennya klarifikasi dari UGM dapat menimbulkan krisis kepercayaan publik terhadap integritas institusi tersebut.

“Sebagai institusi yang mengedepankan integritas akademik, UGM harus merespons dengan segera. Jika tidak, narasi liar seperti ‘ijazah dicetak di Pasar Pramuka’ akan semakin menguat di ruang publik dan sulit dikendalikan,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa lambatnya komunikasi dari pihak kampus dapat membuka celah bagi pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan spekulasi negatif yang pada akhirnya tidak hanya mencoreng nama baik Jokowi, tetapi juga UGM.

Untuk itu, Hensa kembali menekankan pentingnya kehadiran bersama antara UGM dan Jokowi dalam menyikapi isu ini, tentu dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan Presiden terlebih dahulu.


“Ini sudah saatnya UGM dan Jokowi tampil bareng untuk menyelesaikan polemik ijazah tersebut, namun menunggu pak Jokowi kondisinya sehat tentunya,” kata Hensa.

Tak hanya UGM, Hensa juga mendorong para alumni kampus tersebut untuk turut bersuara. Ia menilai, diamnya para alumni justru dapat memicu kecurigaan publik terhadap kampus tempat Jokowi menimba ilmu.

“Jika alumni-alumni UGM ini hanya diam, maka akan menambah kecurigaan publik bahkan menimbulkan spekulasi adanya kerja sama antara UGM dengan percetakan-percetakan di Pasar Pramuka,” ujarnya.


Lebih lanjut, Hensa mengingatkan bahwa masyarakat kini menantikan kejelasan dari UGM sebagai institusi yang menerbitkan ijazah Presiden Jokowi.

“Intinya, harusnya UGM yang bersuara dan kalau perlu tampil bersama dengan Jokowi, bisa jadi UGM bubar secara institusi jika tidak merespons ini karena nama besarnya tercoreng akibat menerbitkan ijazah palsu,” pungkas Hensa.

Sumber: Tribunnews 

Komentar