paradapos.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman investasi senilai 650 juta USD atau setara Rp10,1 triliun guna memperbarui dan memperkuat fasilitas kesehatan primer di seluruh Indonesia.
Dana ini juga akan dialokasikan untuk laboratorium kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya mendukung tindakan pencegahan, deteksi, dan penanganan berbagai penyakit menular, non-menular, dan kondisi kesehatan lainnya.
Direktur Pembangunan Manusia dan Sosial ADB, Karin Schelzig, menyatakan bahwa proyek PLUS (Peningkatan dan Penguatan Laboratorium Layanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Masyarakat) secara langsung mendukung dua inisiatif pemerintah dalam Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia.
Kedua inisiatif itu yaitu SOPHI (Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia) dan InPULS (Penguatan Sistem Laboratorium Kesehatan Masyarakat Indonesia).
Pada tanggal 13 Desember, Schelzig menekankan bahwa investasi ini merupakan kontribusi ketiga ADB terhadap upaya transformasi kesehatan Indonesia setelah pandemi.
Proyek-proyek PLUS, SOPHI, dan InPULS merupakan hasil kerja sama pendanaan antara ADB, Bank Dunia, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan Islamic Development Bank (IsDB).
Fokus proyek ini adalah mengatasi kesenjangan dalam fasilitas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan di Indonesia.
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat