SINAR HARAPAN - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, mengungkapkan bahwa pemerintah menarik utang baru sebesar Rp600 triliun pada tahun 2024.
Utang tersebut direncanakan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, yang diproyeksikan naik menjadi 2,9 persen atau senilai Rp522,8 triliun.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan target defisit tahun 2023 yang sebesar 2,27 persen.
Baca Juga: Berita Duka: Mantan Dirut BRI, Suprajarto, Meninggal Dunia
"Utang kita secara nominal akan bertambah. Dengan defisit sekitar 2,9 persen, kemungkinan utang kita bertambah Rp600 triliun, kecuali ada penurunan defisit," ujar Deni dalam acara Peluncuran Electronic Indonesia Bond Market Directory (E-IBMD) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, kemarin Senin (18/12).
Deni menambahkan bahwa peningkatan jumlah peminjaman tahun 2024 akan meningkatkan pembiayaan untuk pembayaran utang pokok beserta bunganya.
Meski begitu, ia menekankan bahwa rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih dalam taraf yang aman.
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat